Jakarta - Perusahaan layanan jejaring sosial Facebook.inc akan segera mengeluarkan kebijakan penghapusan sepihak postingan klaim palsu atau hoaks tentang vaksin Covid-19. Kabar ini dikonfirmasi perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu sebagai langkah baru untuk melawan misinformasi daring terkait virus corona.
Melalui pernyataan yang disampaikan melalui blog mereka, Facebook mengaku akan mulai menghapus unggahan dan postingan yang mengandung informasi palsu tentang vaksin, di Facebook dan Instagram dalam beberapa pekan mendatang.
Perusahaan raksasa teknologi asal California ini bakal menghapus semua klaim, utamanya informasi atau teori yang memang telah dibantah oleh para ahli kesehatan masyarakat.
"Kami akan menghapus klaim palsu vaksin Covid-19 mengandung microchip, atau apa pun yang tidak ada dalam daftar bahan vaksin resmi," kata pihak Facebook, dikutip Tagar pada Jumat, 4 Desember 2020.
Melansir informasi dari laman resmi Associated Press, Facebook menerapkan kebijakan ini untuk menghapus informasi palsu tentang virus, yang dapat menyebabkan "kerusakan fisik dalam waktu dekat".
Postingan atau unggahan yang melanggar ketentuan ini mencakup keamanan, kemanjuran, kandungan, atau efek samping vaksin.
Facebook mengambil tindakan ini saat vaksin Covid-19 pertama akan diluncurkan. Sementara pada pekan ini, Inggris akan menjadi negara pertama dalam memberikan kuasa darurat untuk vaksin yang dikembangkan pembuat obat asal Amerika, Pfizer, dan BioNTech Jerman.
Inokulasi atau penerapan pada manusia dimulai dalam beberapa hari ke depan. Regulator di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada juga dalam tahap uji vaksin.
Sebelumnya, Facebook telah mengambil langkah lain untuk menghentikan misinformasi tentang virus corona di medianya. Sejak Maret hingga Oktober, mereka telah menghapus 12 juta unggahan informasi palsu tentang virus corona.
Salah satu unggahan yang dihapus termasuk milik mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan tautan ke video Fox News tentang dirinya yang mengatakan anak-anak hampir kebal terhadap virus.
- Baca juga: WhatsApp Rilis Fitur Baru, Perbanyak Wallpaper dan Stiker
- Baca juga: Tiktok Kembangkan Opsi Perpanjang Durasi Video hingga 3 Menit
Oktober lalu, perusahaan ini juga menghapus iklan yang melarang vaksinasi, dengan membuat pengecualian untuk iklan advokasi tentang kebijakan vaksin pemerintah. Mereka juga sempat mempromosikan artikel yang menyangkal kesalahan informasi tentang Covid-19. []
(Alfina Nur Hayati)