FABA PLN Perkuat Konstruksi Jalan dan Tanggul Penangkal Banjir Rob di Demak Jateng

Warga Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mampu mengatasi dampak rob dengan pemanfaatan FABA dari PT PLN.
FABA PLN Perkuat Konstruksi Jalan dan Tanggul Penangkal Banjir Rob di Demak Jateng. (Foto: Tagar/PLN)

TAGAR.id, Demak - Warga Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kini mampu mengatasi dampak rob dari Pantai Utara Jawa dengan adanya pengembangan pemanfaatan FABA dari PT PLN (Persero). 

Abu sisa hasil pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau dikenal dengan fly ash dan bottom ash (FABA) dimanfaatkan menjadi bahan material tanggul dan jalan yang kokoh sebagai penahan banjir.

Warga Desa Bedono selama 15 tahun terakhir dihantui banjir rob. Hadirnya sebagian tanggul dan jalan akses tersebut, maka warga kini bisa nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Sudah ada tanggul dan akses jalan beton FABA sekarang, aman dari banjir rob. Sudah enggak khawatir jadi desa hilang sekarang. Jalan yang dibangun dari FABA sudah menghubungkan kembali desa kami ke kabupaten," ujar Kepala Desa Bedono Agus Salim, Sabtu, 3 September 2022.

Agus Salim menambahkan bahwa ada beberapa desa yang hilang karena banjir rob. Desa Bedono pun terancam hilang, karena wilayahnya sudah tergerus sepanjang 1 kilometer (km) karena rob.

"Sejauh 1 km ke arah utara dari lokasi ini dulu adalah salah satu dusun di Desa Bedono, sekarang hilang karena rob," imbuhnya.

FABA yang diolah menjadi beton yang digunakan untuk material pembangunan tanggul dan jalan akses sebagai salah satu solusi mengatasi rob di desa tersebut. Pada Tahap 1, Jalan sepanjang 50 meter, lebar 4 meter serta ketinggian 80 cm telah selesai dibuat oleh PLN UIK Tanjung Jati B dengan penyerapan FABA yang didapat lebih dari 50 persen.


Sudah ada tanggul dan akses jalan beton FABA sekarang, aman dari banjir rob. Sudah enggak khawatir jadi desa hilang sekarang. Jalan yang dibangun dari FABA sudah menghubungkan kembali desa kami ke kabupaten.


Hasil uji laboratorium Universitas Diponegoro dan Dinas PUPR Kabupaten Demak sangat memuaskan yaitu antara K200 - K400. Dengan ini maka jalan sangat aman untuk dilalui sepeda motor, gerobak, mobil, sampai dengan truk bermuatan 10 ton.

Pelaksana Proyek, Edi Djatmiko mengatakan, FABA yang merupakan residu batu bara dari PLTU ini mulai dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur sejak pertengahan 2021. Dia mengatakan, banyak manfaat yang dirasakan masyarakat dengan pemanfaatan FABA.

"Ada banyak manfaat yang didapat dari pemanfaatan FABA. Selain terbukti untuk infrastruktur, FABA ini juga dapat menekan anggaran hingga 40 persen," ujar Edy.

Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Pambagio menuturkan, pembangunan jalan dan tanggul dengan material FABA sangat bagus dan dibutuhkan oleh masyarakat Desa Bedono dan wilayah sejenis lainnya.

"Program ini bisa disinergikan dengan Pemerintah Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah, atau bahkan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," terang Agus Pambagio.

Sementara itu, Ketua Task Force Pemanfaatan FABA PLN, Daryanto, mengatakan, residu hasil proses pembakaran batu bara sudah banyak dimanfaatkan untuk jalan desa, paving block, batako, saluran air bahkan untuk pupuk.

"Di banyak negara, FABA dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur dan media tanam, karena mereka sudah lama menerapkan aturan bahwa FABA bukan limbah B3. Kita juga tidak mau ketinggalan," terang Daryanto. []

Berita terkait
Dukung Sektor Pertambangan, PLN Akan Suplai Listrik Hingga 2050 untuk PT Bintan Alumina Indonesia
PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan sektor industri pertambangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertama Diujicobakan, PLN Gandeng IHI Jepang Gunakan Amonia untuk Co-firing PLTU
Bersama dengan IHI, PLN memanfaatkan ammonia dan bahan bakar bebas karbon untuk diserap sebagai bahan bakar pengganti batu bara di PLTU.
Bangun Gerakan Energi Kerakyatan, PLN Ajak Pesantren Sediakan Bahan Baku Cofiring PLTU
PLN siap menggandeng seluruh pesantren di Jawa Timur untuk ikut memproduksi biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara.