Etiskah Muhammad Taufik Jadi Calon Wagub DKI Jakarta? Ini Kata Pengamat

Muhammad Taufik mantan narapidana korupsi. Etiskah Muhammad Taufik jadi calon wagub DKI Jakarta? Ini kata pengamat.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik. (Foto: Pemprov DKI)

Jakarta, (Tagar 18/9/2018) - Partai Gerindra DKI Jakarta mencalonkan Muhammad Taufik sebagai kandidat wakil gubernur DKI Jakarta. Apakah yang dilakukan Gerindra ini etis? Karena calon yang diusung memiliki rekam jejak sebagai mantan narapidana kasus korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.

"Kalau saya lihat ini mencederai kepercayaan publik. Kalau misalnya mantan koruptor kan sama saja tidak mengindahkan publik, itu pertama. Kedua, ini sama saja tidak memberikan sanksi tegas kepada yang mantan koruptor," kata Pengamat Politik LIPI  Wasisto Raharjo Jati saat dihubungi Tagar News, Selasa (18/9). 

Menurut Wasisto, pengusungan calon wagub DKI yang diusulkan oleh Partai Gerinda kurang etis. Hal itu karena berkaitan dengan moral dan etika. 

"Kurang etis soalnya seorang pejabat publik seperti itu, soalnya moral dan etikanya kan dituntut. Kalau misalnya pejabatnya ada titik hitam korupsi sama saja tingkat kepercayaan publik berkurang. Bisa saja nanti melakukan hal yang sama," ucap Wasisto.

"Harusnya hal-hal seperti ini dihindari, apalagi dicalonkannya Taufik. Harusnya partai bisa menjaga citranya sebagai partai anti-korupsi. Jakarta kan tidak kekurangan pemimpin. Jadi janganlah terlalu dipaksakan, sebaiknya dicari yang rekam jejaknya bersih," ujar dia.

Terserah Gerindra dan PKS

Gerindra dan PKS harus mengusulkan dua nama untuk dicalonkan sebagai wagub DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno. Mengenai siapa yang diusung, Anggota DPRD DKI dari Partai Nasdem Bestari Barus menyerahkan kepada kedua partai tersebut.

"Kembali lagi bahwa pencalonan atau pengusulan calon wakil gubernur itu adanya di partai pengusung masing-masing (PKS dan Gerindra). Siapa yang akan mereka usulkan itu kita tidak bisa masuk terlalu dalam," kata Bestari Barus saat dihubungi Tagar News, Selasa (18/9). 

Kata dia, di antara kedua partai harus memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, khususnya di Jakarta. Bahkan dia menegaskan agar kedua partai tidak berlama-lama memutuskan siapa calon yang akan diusung menjadi wagub DKI Jakarta sekarang.

"Ya silakan saja PKS dan Gerindra bersepakat siapa (calon wagub yang diusung). Kalau kita tidak penting, pokoknya kursi wagub itu segera terisi. Orangnya siapa, kita ikuti mekanismenya," ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya belum menerima dua nama yang diusung oleh Partai PKS dan Gerindra hingga sekarang ini. Sehingga dirinya mengakui belum mengetahui Muhammad Taufik yang diusulkan dari Partai Gerindra.

"Saya belum tahu dia (Muhammad Taufik) dicalonkan kapan dan di mana, informasinya belum sampai ke kita. Dua nama dicalonkan, nanti gubernur yang kirimkan namanya ke DPRD untuk diadakan paripurna pemilihan. Sudah itu saja tugas DPRD," tuturnya.

Saat disinggung Muhammad Taufik punya rekam jejak sebagai mantan narapidana korupsi, ia enggan memberikan komentar detail. Tetapi dirinya menegaskan cawagub DKI Jakarta harus yang terbaik.

"Saya tidak mau berkomentar tentang itu, tapi lebih pada kita akan pilih yang terbaik untuk Jakarta, begitu saja. Jangan kita didikte untuk diarahkan kesana-kesini. Tidak usah. Nanti kita pilih saja. Saya bahkan bukan atas nama diri sendiri memilih. Saya harus koordinasi partai saya karena saya cuma perpanjangan tangan partai," ungkapnya.

Tak Masalah Mantan Napi Koruptor

Senada hal itu juga Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdurrahman Suhaimi tak mempersoalkan pencalonan wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh Partai Gerindra tersebut. 

"Kalau yang itu kewenangannya Gerindra ya untuk menunjuk siapa yang ditunjuk. Soal hukum ya lembaga hukum yang bicara," ucap Abdurrahman Suhaimi saat dihubungi Tagar News, Selasa (18/9).

Menyoroti Muhammad Taufik merupakan mantan narapidana kasus korupsi, dia juga menanggapi hal tersebut dengan santai. "Intinya tidak ada masalah ya," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra Muhammad Taufik mengaku telah ditunjuk menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno.

"Ya maju. Saya yang mewakili Gerindra. Memang saya disuruh maju, bukan seandainya lagi. Sudah benar gua yang disuruh maju," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (17/9).

Majunya Taufik sudah sesuai keputusan Rapat Pimpinan (Rapim) DPD beberapa waktu lalu. "Ya sudah sesuai keputusan di Rapim DPD. Saya yang maju," ucap Taufik.

Ia mengatakan dirinya saat ini dalam posisi menunggu surat keputusan presiden mengenai pemberhentian Sandiaga Uno. 

"Nunggu SK Presiden. Saya baru dengar katanya sudah keluar, tapi kan saya belum lihat," katanya.

Muhammad Taufik merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Ia terjerat kasus korupsi saat menjabat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Ia divonis 18 bulan penjara pada 27 April 2004 karena merugikan uang negara sebesar Rp 488 juta dalam kasus pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004. Gerindra dan PKS adalah dua partai pengusung Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI 2017. []

Berita terkait