ESDM Uji Coba Pasar Bahan Bakar B30 Minggu Depan

Pemerintah akan menerapkan bahan bakar biodiesel B30 tahun depan, dengan uji coba akan dilakukan minggu depan.
Indonesia telah melakukan uji coba penggunaan bahan bakar biodesel dengan komposisi campuran nabati 30 persen dan solar 70 persen. (Foto: Channel News Asia|Kiki Siregar).

Jakarta - Rudi berhenti di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta. Ia mengangkat nosel abu-abu mesin pengisian SPBU, setelah itu mengisi penuh truknya dengan bahan bakar biodiesel B20 (campuran biodiesel dari nabati sawit pada bahan bakar solar). Pemerintah Indonesia telah menyempurnakan komposisi bahan bakar biodiesel menjadi B30 yang akan diterapkan tahun depan. Uji coba penggunaan bahan bakar B30 akan dilakukan minggu depan.

Menurut Rudi yang berprofesi sebagai supir truk itu lebih senang membeli biodiesel ketimbang solar karena harganya jau lebih murah. "B20 lebih terjangkau. Menurut saya ini juga lebih hemat energi," katanya kepada Channel News Asia, Jumat, 22 November 2019.

Biodiesel bukan merupakan konsep baru di Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah  melakukan tes pemanfaatan bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan sejak tahun 2004.  Produk pertama yang keluar dalah biodiesel B15 atau campuran bahan bakar 15 persen metil ester asam lemak kelapa sawit dan 85 persen bahan bakar diesel konvensional.

Pemerintah mewajibkan industri untuk memakai bahan bakar biodiesel B15 pada tahun 2015. Setahun kemudian, pemerintah Indonesia menyempurnakan produk biodiesel dengan meningkatkan bahan bakar nabatinya 20 persen dan solar 80 persen atau disebut B20.

Industri Kelapa SawitIndustri kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu andalan yang menyumbang devisa negara. Nilai ekspor minyak sawit Indonesia 2017 mencapai US$ 22,97 miliar, naik 26% dibandingkan 2016 sebesar US$ 18,22 miliar. (Foto: dok/PT Agro Indomas)

Pemerintah Indonesia kembali menyempurnakan pemakaian bahan bakar biodiesel dengan campuran 30 persen biodiesel dan 70 persen solar atau B30, dan mulai melakukan uji coba pada September 2019. Pemerintah menargetkan penggunaan biodiesel B30 bisa diterapkan mulai Januari 2020. Pada akhir 2020, Indonesia diharapkan sudah bisa menggunakan B50 atau bahan bakar dengan komposisi 50 persen biodiesel dan 50 persen solar. Channel News Asia menulis, masyarakat yang tidak  ingin menggunakan biodiesel bisa membeli Pertamina Dex dengan harga yang jauh lebih mahal.

Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pemerintah siap untuk mendistribusikan B30 ke pengecer terpilih.

"Kami akan melakukan uji coba pasar dari minggu depan hingga akhir Desember di beberapa lokasi yang dipilih. Penerapan secara resmi baru akan dimulai 1 Januari 2020," katanya kepada Channel News Asia.

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan komposisi pemakaian biodiesel menjadi B30 itu di tengah melambatnya permintaan global akan minyak sawit. Kondisi ini diperburuk lagi oleh tekanan dari Uni Eropa terhadap produsen sawit termasuk Indonesia, yang menyebutkan industri sawit telah merusak lingkungan yang menyebabkan terjadi penggundulan hutan (deforstasi).

Menurut kalangan ahli, memproduksi lebih banyak biodiesel akan menghemat industri kelapa sawit dan mengurangi impor bahan bakar. Namun konsumsi biodiesel berkontribusi pada pembukaan perkebunan kelapa sawit baru di Indonesia, suatu dampak yang tidak diinginkan.

Mengurangi Impor BBM

Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2018, produksi minyak sawit Indonesia mencapai 43 juta ton. Indonesia membutuhkan sekitar 1,7 juta barel bahan bakar minyak untuk konsumsi 260 juta, tetapi hanya memproduksi sekitar 800.000 barel, menurut data Kementerian ESDM.

Mengimpor bahan bakar mahal akan meningkatkan defisit perdagangan. Untuk itu, pemerintah Indonesia bertekad untuk menemukan solusi. "Metode termudah adalah mengganti konsumsi solar dengan biodiesel. Ini terdiri dari minyak kelapa sawit dan metanol," kata Arie Rahmadi, Kepala Pusat Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain BPPT.

Menurut Arie, pengenalan pemanfaatan B30 merupakan solusi praktis. “Minyak sawit mentah kami dilarang di luar negeri. Jika minyak sawit tidak dijual, apa yang akan terjadi pada petani kita? Itu sebabnya kami harus memanfaatkan B30," katanya.

Ia menambahkan, penggunaan biodiesel akan menciptakan lapangan kerja baru karena pabrik dibangun untuk memproses bahan bakar. "Biodiesel dikenal ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar dari fosil karena memiliki lebih sedikit emisi gas rumah kaca," kata Arie.[]


Berita terkait
Ridwan Kamil Siap Olah Sampah Plastik Jadi Biodiesel
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil, siap bangun pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel.
Presiden Percepat Pengembangan Biodiesel dan Energi Baru Terbarukan
Presiden percepat pengembangan biodiesel dan energi baru terbarukan. 'Kita akan hemat kurang lebih USD 21 juta per hari.'
Menristek Imbau Petani Pakai Traktor Berbahan Bakar Gas
Menristek mendorong petani padi di Kabupaten Sidrap Sulsel, agar menggunakan traktor berbahan bakar gas.