Erick Thohir: Sandiaga ke BUMN Mundur dari Gerindra

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan pengusaha sekaligus politikus Partai Gerindra Sandiaga Uno tidak mungkin gabung.
Menteri BUMN Erick Thohir usai rapat koordinasi di Kementerian PUPR di Jakarta, Sabtu, 26 Oktober 2019. (Foto: Antara/Indra Arief Pribadi/am)

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan pengusaha sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno tidak mungkin bergabung dengan jajaran manajemen BUMN. 

Kalau beliau mesti bergabung ke BUMN maka beliau mesti mengundurkan diri jadi Wakil Ketua (Dewan Pembina) Gerindra.

"Nggak lah, nggak mungkin. Saya rasa Pak Sandi sudah memosisikan dirinya seorang politikus," katanya, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019, dilansir Antara

Baca juga: Dinilai BUMN Rentan Bangkrut, Ini Pembelaan PT PAL

Apalagi, kata Erick, sahabatnya itu sekarang sudah sibuk dengan kegiatan 'talkshow' di berbagai daerah

Seandainya Sandi mesti bergabung dengan BUMN, lanjutnya, berarti harus mengundurkan diri dari jabatannya di Partai Gerindra

"Kalau beliau mesti bergabung ke BUMN maka beliau mesti mengundurkan diri jadi Wakil Ketua (Dewan Pembina) Gerindra, padahal baru gabung lagi," kata mantan bos Inter Milan itu. 

Erick tidak memungkiri bahwa Sandi sering memberikan saran dalam pengelolaan BUMN, tetapi untuk masuk ke dalam jajaran BUMN kansnya kecil. 

"Saya rasa kansnya sangat kecil. Tanya saja Pak Sandi. Tetapi, saya rasa sangat kecil. Tetapi, kalau saran saya rasa sama," katanya. 

Baca juga: Menteri BUMN Sebelum Erick Thohir Ngapain Aja?

Sandiaga UnoSandiaga Uno di lokasi upacara pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma\'ruf Amin di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Sebelumnya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan tidak ada tawaran dan pembicaraan dengan Erick Thohir untuk menjadi direksi di salah satu BUMN. 

Sandiaga Uno menuturkan dirinya memang tidak ingin menduduki jabatan di BUMN. Sebab, perusahaan pelat merah merupakan tempat yang harus bersih dari kepentingan dan unsur politik

Saya berikan pemikiran saya tentang tingginya utang di BUMN dan bagaimana kita membangun infrastruktur dalam konsep kemitraan.

“Sebagai kader Gerindra saya sampaikan ke Pak Erick nanti BUMN akan disorot karena kan punya rakyat. Jangan sampai dia (Erick) pusing karena masalah politiknya akhirnya mendominasi,” katanya. 

Dalam berkontribusi untuk melakukan pembangunan di Indonesia, kata dia, tidak perlu menjadi menteri atau pejabat di perusahaan BUMN. Namun, juga bisa melalui bidang masing-masing yang telah ditekuni. 

Menurutnya, BUMN harus dikelola oleh talenta-talenta terbaik, sehingga diperlukan seleksi yang ketat dan proses yang baik dengan memastikan tidak adanya benturan kepentingan individu maupun politik. 

Sandi pun memastikan bahwa hubungannya dengan Menteri BUMN Erick Thohir tetap berjalan dengan baik meski hanya melalui WhatsApp

Dia juga mengaku banyak memberi masukan terkait bidang yang sedang dipegang oleh Erick. 

“Saya masih komunikasi ya tentunya karena sahabat lama dari masa kecil. Saya berikan pemikiran saya tentang tingginya utang di BUMN dan bagaimana kita membangun infrastruktur dalam konsep kemitraan,” kata Sandiaga Uno. []

Berita terkait
DPR Minta Erick Thohir Evaluasi BUMN Penerima PMN
Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam meminta Menteri BUMN Erick Thohir mengevaluasi sejumlah BUMN penerima PMN sepanjang 2015-2018.
Kelola PMN Baik, Sri Mulyani Apresiasi 3 BUMN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi tiga Badan Usaha Milik Negara penerima Penyertaan Modal Negara (PMN).
7 BUMN Alami Kerugian, Salah Satunya Perum Bulog
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan penilaian terhadap melalui Z-Score terhadap Badan Usaha Milik Negara menjadi penerima PMN 2018.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.