Enam Bahaya Mengintai Anak yang Mengalami Kekerasan

Kalau tidak segera ditangani akan menimbulkan gangguan fisik dan mental hingga dewasa bahkan seumur hidup.
Kekerasan Anak (Foto: Pixabay/geralt).

Jakarta - Kekerasan seksual kepada anak akan mengakibatkan dampak negatif yang luar biasa bagi korbannya. Kalau tidak segera ditangai akan menimbulkan gangguan fisik dan mental hingga dewasa bahkan seumur hidup.

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2016, tercatat ada 6.820 kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia. 

Sekitar 35 persen di antaranya berupa kekerasan seksual, di samping kekerasan fisik (28 persen), psikis (23 persen), dan penelantaran anak (7 persen).

Efek Negatif Kekerasan pada Anak

Anak yang menjadi korban kekerasan tidak hanya memiliki bekas luka pada tubuhnya, tapi juga luka emosional, perilaku menyimpang, dan penurunan fungsi otak. 

Berikut beberapa efek kekerasan pada anak.

1. Emosi

Misalnya, anak menjadi lebih sering sedih atau marah, sulit tidur, bermimpi buruk, memiliki rasa percaya diri yang rendah, ingin melukai diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri. 

Mereka juga menjadi sulit berinteraksi dengan orang lain dan cenderung melakukan tindakan yang berbahaya.

2. Penurunan fungsi otak

Kekerasan itu juga dapat memengaruhi struktur dan perkembangan otak, hingga terjadi penurunan fungsi otak di bagian tertentu. 

Hal tersebut berpotensi menimbulkan efek jangka panjang, mulai dari penurunan prestasi akademik, hingga gangguan kesehatan mental pada saat dewasa.

3. Tidak mudah percaya 

Anak yang menjadi korban kekerasan merasakan pengalaman buruk dalam hal penyalahgunaan rasa percaya dan rasa keamanan. Saat mereka dewasa nanti, mereka akan kesulitan untuk memercayai orang lain.

4. Sulit pertahankan hubungan pribadi

Mereka menjadi sulit memercayai orang lain, mudah cemburu, merasa curiga, atau merasa kesulitan mempertahankan hubungan pribadi untuk jangka waktu yang lama karena rasa takut. Kondisi ini berisiko membuat mereka merasa kesepian. 

Penelitian menunjukkan, banyak korban kekerasan anak yang mengalami kegagalan dalam membina hubungan asmara dan pernikahan pada saat dewasa.

5. Risiko gangguan kesehatan 

Dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak. Korban kekerasan anak berisiko mengalami gangguan kesehatan yang lebih tinggi, baik secara psikis maupun fisik, pada saat mereka tumbuh dewasa.

Trauma akibat kekerasan pada anak bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami asma, depresi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, obesitas, hingga kecenderungan untuk mengonsumsi alkohol berlebih dan menggunakan narkoba

6. Menjadi pelaku kekerasan 

Mereka berisiko melakukan hal yang sama pada anak. Siklus ini dapat terus berlanjut jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi trauma.

Ketika mereka beranjak dewasa, seperti depresi, gangguan makan, serangan panik, keinginan bunuh diri, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan kualitas hidup yang lebih rendah.

Penting bagi para korban kekerasan anak untuk mendapatkan bantuan dari psikolog atau psikiater guna menanggulangi efeknya dalam jangka panjang. []

Berita terkait
Wanita Korban Kekerasan Seksual di Aceh Diam, Ada Apa?
Wanita korban kekerasan seksual di Bumi Serambi Mekkah banyak memilih bungkam. Ditengarai, masih banyak anggapan bahwa hal tersebut merupakan aib.
LPSK: Indonesia Darurat Kekerasan Seksual
LPSK menilai saat ini Indonesia sudah dalam kondisi darurat kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat di Sumbar
Kasus didominasi oleh Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kekerasan seksual.