Efek Pandemi, Starbucks dan Dunkin Tutup Ratusan Gerai

Efek pandemi telah memukul resto cepat saji (fast food) Starbucks dan Dunkin Donuts.
Efek pandemi telah memukul resto cepat saji (fast food) Starbucks dan Dunkin\' Donuts. (Foto: Tagar/Yahoo Finance/Gerai Starbucks).

Jakarta - Efek pandemi telah memukul resto cepat saji (fast food) Starbucks dan Dunkin' Donuts, lantaran sepinya pengunjung kedai. Starbucks mengumumkan akan menutup lebih dari 200 resto kopinya Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Sebelumnya pada Juni 2019, Starbucks pernah mengumumkan akan menutup 400 gerainya di AS selama 18 bulan ke depan. Pat Grismer, CFO Starbucks mengungkapkan alasan mengambil langka penutupan ratusan kedai yang menurutnya perusahaan telah memulai proses reposisi portofolio selama musim panas.

"Ini mempercepat rencana strategi, apa yang telah kami pelajari adalah bahwa kami mampu mengelola penutupan jauh lebih efisien dari yang kami perkirakan semula, ” Grismer di depan analis, seperti diberitakan dari Yahoo Finance.

Grismer menambahkan pihak telah mengidentifikasi penutupan 200 gerai untuk mengeliminasi kerugian operasional kedai yang berkinerja buruk. Selain itu juga untuk menghindari pengeluaranbelanja modal di masa mendatang.

Perusahaan berencana untuk membuka 2.150 lokasi di seluruh dunia pada tahun fiskal ini, termasuk 850 di Amerika. Namun dengan penutupan itu, Starbucks kemungkinan hanya akan membuka 50 gerai baru di Amerika.

Penjualan Starbucks pada kuartal keempat fiskal penjualan global anjlok 9 persen. Penjualan di kawasan Amerika dan AS masing-masing turun 9 persen, sementara secara internasional turun 10 persen.

Rival Starbucks, Dunkin' Donuts juga setali tiga uang. Perusahaan fast food ini menutup 687 gerai di AS pada akhir kuartal ketiga 2020. Termasuk 447 lokasi pompa bensin Speedway sebagai bagian dari inisiatif yang diumumkan pada Februari 2020.

Dunkin' akan menutup total 800 gerai di AS pada akhir tahun. “Kami bekerja dengan pewaralaba untuk menjaga basis aset kami dengan menutup restoran bervolume rendah dan profit rendah,” kata Scott Murphy, Presiden Dunkin' Donuts kepada analis.

Beda tipis dengan Starbucks, Dunkin' masih mampu membukukan penjualan. Di triwulan ketiga 2020, penjualan Dunkin' naik tipis 0,9 persen. Sementara penghasilan yang disesuaikan secara keseluruhan naik 3,3 persen dari tahun lalu. []

Berita terkait
Saham Starbucks Anjlok Gegara Ulah Karyawan Nakal
Saham PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), pemilik lisensi Starbucks di Indonesia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Juli 2020.
Starbucks Pecat Pegawai Pengintip Wanita Lewat CCTV
Starbucks Indonesia meminta maaf atas perbuatan oknum pegawai yang sengaja mengintip belahan dada pengunjung wanita melalui CCTV.
Gerai Starbucks di Tugu Muda Semarang Tak Berizin
Pembangunan gerai baru Starbuks di area Museum Mandala Bhakti, kawasan Tugu Muda, Semarang, ternyata belum mengantongi izin.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja