Efek Buruk Bagi Orang yang Sering Mengeluh di Media Sosial

Hal ini mungkin akan sedikit meringankan beban psikologis seseorang dalam jangka waktu tertentu.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Sebagian orang memilih untuk meluapkan emosi dan kekesalannya terhadap suatu masalah di media sosial dengan kata-kata yang dirangkai sedemikian rupa untuk memperjelas apa yang sedang ia rasakan kepada publik.

Hal ini mungkin akan sedikit meringankan beban psikologis seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Namun perilaku ini ternyata memiliki efek buruk jangka panjang yang sering terlupakan oleh orang yang memiliki perilaku ini.

Menurut Pakar Filsafat Fahruddin Faiz keluhan, umpatan, dan sejenisnya merupakan bentuk pikiran negatif yang dalam jangka waktu tertentu akan mengundang energi negatif bagi diri seseorang. Hal ini berdasarkan pada teori law of vibration milik William Walker Atkinson yang banyak mengkaji tentang konsep mind over body yang mulai berkembang di Eropa saat ini.

Teori law of vibration ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada dalam semesta ini pada dasarnya tidak diam, namun terus memancarkan getarannya.

Uniknya, getaran ini akan mencari dan memiliki sifat tarik menarik dengan jenis getaran yang sama pada frekuensi yang sama.

Fahruddin Faiz mencontohkan seperti manusia, walaupun dalam keadaan diam namun intelejensia, pikiran dan imajinasinya itu terus memancarkan gelombang getaran.

"Persoalannya engkau sekarang berada pada frekuensi mana? getaran yang mana? mungkin kita hari ini lagi bingung, sedih, susah, hal ini nanti yang akan menarikmu ke dalam getaran frekuensi yang sama," katanya.

Jika seseorang dalam pikirannya sedang gembira dan senang, maka nantinya hal itu akan menarik unsur energi lain yang sama.

Contohnya, perilaku seseorang yang sering mengeluh dengan kata-kata negatif di media sosial, hal ini akan semakin menjerumuskannya dalam pusaran gelombang negatif yang ada disekitarnya.

Dari mana kegelisahan dan kesusahanmu muncul?, ya dari dirimu sendiri, dari prasangka-prasangka burukmu", jelas Fahruddin.


Bagaimana menyikapi Law of Vibration ini?

Fahruddin menyebutkan menyikapi law of vibration ini kita harus mengisi otak dengan pikiran-pikiran yang positif.

Fokuskan diri pada hal-hal yang membuat diri nyaman, seperti membayangkan cita-cita yang ingin kita raih.

Jika kita berpikir bahwa keinginan itu tidak bisa kita wujudkan, maka vibrasi alam akan menangkap itu, sehingga kita benar-benar dibuat tidak mampu mewujudkannya.

Terlebih ungkap Fahruddin, disaat pandemi seperti sekarang ini banyak orang yang gelisah dengan pembatasan sosial, pikiran yang gelisah ini tidak akan membantu.

Fahruddin menyarankan, dalam menghadapi pandemi ini kita harus berpikir "semoga dengan pembatasan sosial ini saya bisa sehat".

Jadi mulai sekarang minimal kita harus mulai mengurangi kebiasaan mengeluh di media sosial, karena perilaku ini akan berakibat negatif bagi diri kita sendiri.

Tetaplah fokus pada keinginan dan cita-cita yang anda impikan serta diiringi kerja keras maka akan membuat diri menjadi manusia yang lebih baik. []


Baca Juga :

Berita terkait
Ini Pertanda Kamu Harus Rehat dari Media Sosial
Media sosial saat ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang, mungkin Anda juga salah satunya?
Pengaruh Buruk Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental
Meskipun menyenangkan, media sosial memiliki beberapa efek negatif dalam penggunaan jangka panjang
Cara Lakukan Detoks Media Sosial Demi Kesehatan Mental
Detoks media sosial adalah penghapusan penggunaan dan konsumsi media sosial secara sadar untuk jangka waktu tertentu. Berikut caranya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.