Jakarta - Pakar intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo walau kinerja tidak secemerlang Susi Pudjiastuti, bisa saja ia dipertahankan, tidak dicopot apabila Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. "Menteri Kelautan banyak pertentangan, tapi Jokowi pasti pertimbangananya bukan hanya masalah kinerja, stabilitas politik juga menjadi perhatiannya," kata Stanis kepada Tagar, Senin, 22 Juni 2020.
Kinerja kurang baik Edhy Prabowo, kata Stanis, jalan keluarnya bisa ditambahkan staf ahli, atau wakil menteri, kemudian diminta mengikuti program kerja.
Edhy Prabowo berangkat dari Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto. Partai ini menjadi oposisi saat Jokowi menjalani pemerintahan periode pertama. Dalam pemerintahan periode kedua, Jokowi mengajak Prabowo Subianto masuk kabinet, menjadikannya Menteri Pertahanan. Juga Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, pos yang sebelumnya dijabat Susi Pudjiastuti.
Menteri Kelautan banyak pertentangan, tapi Jokowi pasti pertimbangananya bukan hanya masalah kinerja, stabilitas politik juga menjadi perhatiannya.
Baca juga: Edhy Prabowo - Fachrul Razi Terancam Reshuffle Jokowi
Susi Pudjiastuti. (Foto: Instagram/Susi Pudjiastuti)
Stanis mengatakan banyak yang kecewa Susi Pudjiastuti tidak dijadikan menteri lagi dalam pemerintahan Jokowi periode kedua. "Banyak yang kecewa, saya termasuk yang kecewa, tapi pertimbangan macam-macam."
Susi Pudjiastuti walau tidak jadi menteri, tidak punya posisi apa-apa di pemerintahan, kata Stanis, tidak menutup kemungkinan bakal menjadi kuda hitam dalam pemilihan presiden 2024.
"Siapa tahu Susi Pudjiastuti tiba-tiba melambung namanya. Karena dengan situasi seperti ini Susi justru malah lebih banyak fansnya, apalagi dengan kinerja Menteri Kelautan sekarang yang tidak secemerlang Susi dulu, orang jadi merindukan Susi. Ketika nanti ada partai yang mengusung Susi, ini cukup berbahaya," tutur Stanislaus.
Baca juga: Denny Siregar: Ketika Jokowi Murka, Geram
Foto Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) dan foto mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) bersanding saat acara serah terima jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
Reshuffle yang sangat mungkin akan dilakukan Jokowi, kata Stanis, bukan berkaitan kinerja saja. "Faktor politik sangat kuat mempengaruhi reshuffle kabinet. Faktor bagi-bagi kursi juga menjadi salah satu pertimbangan Presiden untuk menentukan siapa orang terdekatnya."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan tidak segan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet kalau memang ini diperlukan demi menyelamatkan 260 juta rakyat Indonesia. Jokowi menyampaikan hal tersebut di tengah kejengkelannya melihat para menteri tidak mempunyai sense of crisis menangani eknomi di tengah pandemi Covid-19.
Kejengkelan Jokowi itu terjadi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, 18 Juni 2020. Video sidang kabinet paripurna itu diunggah Sekretariat Presiden di YouTube, Minggu, 28 Juni 2020. "Kita harus mengerti ini. Jangan biasa-biasa saja. Jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali ini. Dan, saya melihat bapak dan ibu menganggap ini masih normal," kata Jokowi di depan semua menterinya.
Baca juga: Jokowi Marah, Nadiem Makarim di Ujung Tanduk
Jokowi bicara dengan nada penuh penekanan, sampai menyebut kata reshuffle. "Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya.”
Stanislaus Riyanta memprediksi Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet bersamaan dengan pergantian Kapolri dan Panglima TNI, awal tahun 2021. Siapa menteri aman, tidak aman, tonton selengkapnya dalam video di bawah ini.
Baca juga: Erick Thohir Musuh Parpol, Diselamatkan Prestasi
