Dunia Berada di Titik Berbahaya Pandemi Covid-19

Dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi Covid 19, ketika berbagai varian Covid-19 yang terus menyebar secara cepat
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara di Jenewa, Swiss (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Jakarta – Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan, 7 Juli 2021, menyatakan dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi Covid 19, ketika berbagai varian Covid-19 yang terus menyebar secara cepat karena upaya vaksinasi global yang tidak merata.

Dari kantor pusat WHO di Jenewa, Tedros menyampaikan beberapa negara dengan tingkat vaksinasi tinggi merencanakan peluncuran suntikan vaksin penguat (booster) dalam beberapa bulan mendatang dan melonggarkan prokes termasuk jarak sosial seolah-olah pandemi sudah berakhir.

Akan tetapi kepala WHO itu menguraikan pandangannya berkaitan dengan “ketidaksetaraan yang mengejutkan dalam vaksinasi,” dan kehadiran varian virus corona yang sangat menular penyebab Covid-19, di banyak negara di setiap wilayah di dunia sehingga mereka menghadapi lonjakan tajam infeksi serta opname di rumah sakit.

nakes vaksinasi di Hyderabad IndiaSeorang petugas kesehatan memberikan vaksin Covishield selama program vaksinasi khusus melawan Covid-19 di Hyderabad, India, 29 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tedros menegaskan hal itu selanjutnya menyebabkan kekurangan persediaan oksigen dan perawatan serta mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Tedros menambahkan bahwa di seluruh dunia, varian Covid-19 yang baru memenangkan perang melawan vaksin karena produksi dan distribusi vaksin yang tidak merata, yang ia nilai juga mengancam pemulihan ekonomi global.

Kematian di seluruh dunia terkait virus corona baru-baru ini melewati 4 juta ketika banyak negara berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin yang cukup untuk disuntikkan pada penduduk mereka.

Tedros menegaskan, “Nasionalisme vaksin, ketika segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan. Itu merupakan strategi kesehatan masyarakat yang tidak efektif melawan virus penyerang pernapasan ini yang bermutasi secara cepat dan semakin efektif berpindah dari manusia ke manusia.”

warga australia antre divaksinWarga Australia, sebagian besar anak-anak muda, antre untuk menerima vaksinasi Covid-19 di Homebush Olympic Park di Sydney, di tengah lonjakan Covid-19 varian Delta di Australia, 1 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tedros mencatat bahwa para menteri keuangan dari kekuatan ekonomi dunia G-20 akan bertemu akhir pekan ini di Venesia. Dia meminta para menteri keuangan dan pemimpin lainnya untuk mendukung seruan agar 10% penduduk di semua negara sudah divaksinasi pada September 2021 mendatang serta agar angka itu meningkat menjadi 40% pada akhir tahun 2021.

Lebih lanjut Tedros mengatakan, menyediakan pendanaan yang perlu untuk mencapai produksi dan distribusi yang setara dari berbagai alat kesehatan merupakan cara tercepat untuk mengakhiri tahap pandemi yang akut ini, menyelamatkan nyawa dan kehidupan, serta mendorong sebuah pemulihan ekonomi yang benar-benar bersifat global (mg/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Varian Delta Merebak Warga California Kembali Diminta Pakai Masker
Covid-19 varian Delta kembali merebak di Negara Bagian California, AS, warga diminta kembali pakai masker
Varian Delta Kendala Bagi Sertifikat Covid-19 Digital Uni Eropa
Sertifikat Covid-19 digital dirancang untuk meningkatkan sektor pariwisata musim panas di Uni Eropa, penyebaran varian jadi kendala
Lonjakan Varian Delta Dorong Bangladesh Berlakukan Lockdown
Lonjakan varian Delta di berbagai penjuru Bangladesh dorong pemerintah untuk melakukan lockdown mulai Kamis, 1 Juli 2021
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.