Magelang - Sovie Aulia, 14 tahun, begitu namanya. Dia salah satu pelajar SMPN 1 Turi Sleman, yang menjadi korban dalam kegiatan susur sungai Sempor pada Jumat sore. Orang tua Sovie, tak ada firasat atau tanda-tanda yang dirasakan sebelum kepergian si buah hati.
Ayah Sovie, Suwarno, 45 tahun, mengaku sama sekali tidak memiliki firasat akan kepergian putri pertama dari dua bersaudara itu. Sovie yang masih duduk di bangku kelas VIII SMPN 1 Turi itu hanya pamit kepada orang tuanya hendak berangkat ke sekolah.
"Pamitnya sekolah seperti biasa. Nggak ada firasat apa-apa gitu, tidak ada sama sekali," tutur Suwarno di rumah duka di Dusun Sumberejo, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Sabtu 22 Februari 2020.
Saat pamit sekolah, lanjut Suwarno, Sovie memang sempat menyebutkan bahwa dirinya tengah mengikuti kegiatan Pramuka. "Memang ada tugas Pramuka gitu, cuma kegiatannya di mana saya tidak tahu," ungkapnya.
Suwarno baru mengetahui kabar musibah yang dialami oleh Sovie dan siswa lain di grup wali murid sore harinya. "Saya tahu musibah ini pertama kali dari grup WhatsApp wali murid," ujar Suwarno.
Dia pun tambah kaget dan shock mengetahui bahwa putrinya menjadi salah satu korban meninggal. Tanpa membuang waktu, Suwarno langsung menuju SMPN 1 Turi untuk mencari kejelasan.
Memang ada tugas Pramuka gitu, cuma kegiatannya di mana saya tidak tahu.
Jenazah Sovie sendiri diketahui langsung ditemukan pada sore hari usai kejadian di sungai Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenazah kemudian dibawa pulang oleh keluarga pada malam harinya.
Sempat disemayamkan dan disolatkan di rumah duka, jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Sumberejo, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Sabtu 22 Februari 2020. Suasana duka dan isak tangis orang tua serta kerabat tampak jelas mengiringi prosesi pemakaman korban.
Salah satu tokoh desa Kaliurang, Suharno mengatakan ada tiga orang siswa SMPN 1 Turi yang bertempat tinggal di desa tersebut. Ketiganya juga ikut kegiatan susur sungai. Hanya yang menjadi korban meninggal atas nama Sovie. "Ada 3 anak yang menjadi korban. Satu orang meninggal yang atas nama Sovie, dua lainnya atas nama Intan dan Maezatul Lila.
Dia mengatakan, dua korban atas nama Intan dan Maezatul Lila mengalami luka. "Keduanya selamat namun sempat dibawa ke rumah sakit karena lecet di tangan dan kaki, sampai sekarang pun mereka masih trauma," jelas Suharno.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, sampai Sabtu sore, jumlah korban yang ditemukan meninggal ada delapan orang. Dua pelajar masih dalam pencarian.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan mengatakan total ada 249 pelajar yang ikut kegiatan susur sungai. Mereka berasal dari kelas Kelas 7 ada 124 siswa dan Kelas 8 ada 125 siswa.
"Terkonfirmasi selamat 216 siswa, terkonfirmasi luka luka 23 siswa, meninggal dunia delapan siswa, dan belum ditemukan dua siswa," katanya. []
Baca Juga:
- Mencari yang Harus Bertanggung Jawab Kasus SMPN 1 Turi Sleman
- Kronologi Tujuh Siswa SMPN 1 Turi Sleman Meninggal
- Pesan Sultan HB X Usai Outbound SMPN 1 Turi Sleman