Dua Alasan Perantau Balik Kampung Saat Wabah Corona

Ribuan perantau memilih pulang kampung saat wabah Corona. Pakar UGM Yogyakarta menyebut ada dua alasan mereka memilih mudik.
Antrean penumpang saat liburan Natal dan Tahun Baru 2019 di Stasiun Lempuyangan Kota Yogyakarta. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Masyarakat yang memilih kembali ke kampung halamannya akibat pandemi virus Corona atau Covid-19 karena merasa lebih aman dari pada bertahan di tempat perantauan. Para pemudik kebanyakan merupakan pekerja informal yang tidak punya jaminan ekonomi saat wabah ini.

Ketua Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Yogyakarta, Joko Pitoyo menjelaskan, ada dua alasan yang membuat pekerja informal memilih pulang kampung. Pertama, karakteristik masyarakat Indonesia adalah terikat dengan tanah tumpah darah yakni kampung halamannya. 

Sebab, di tempat itu mereka merasa aman dan ada ikatan emosi. "Teorinya disebut bilocal population," kata Joko pada Senin, 30 Maret 2020.

Kedua, adalah jaring pengaman ekonomi atau economic safety net di mana mereka bekerja di perantauan dan mendapatkan penghasilan. Sehingga mereka memiliki uang untuk ditabung atau dikirim ke sanak saudaranya di kampung halamannya. 

Namun, ketika terjadi seperti saat ini (wabah Covid-19) mereka kehilangan mata pencahariannya. "Pekerja informal tidak punya ruang melakukan ekonomi produktif, bahkan ada yang digusur," ungkapnya.

Menurut dia, dalam kondisi sekarang ini, posisi mereka serba sulit karena di perantauan kondisi ekonominya terbatas dan tidak dapat diharapkan. Di sisi lain, ketika pulang ke kampung halaman malah dianggap membawa bibit virus.

"Masyarakat di kampung halamannya punya stigma terhadap pendatang ke kampungnya, belum lagi sudah banyak tempat-tempat yang melakukan lockdown secara swadaya," katanya.

Pekerja informal tidak punya ruang melakukan ekonomi produktif, bahkan ada yang digusur.

Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mencegah mereka pulang ke tempat asalnya dan mencegah penyebaran virus yaitu diberikan pekerjaan atau sebuah jaminan sosial. Jaminan sosial dapat berupa charity.

Joko menyebut mobilitas masyarakat untuk kembali ke tempat asalnya tidak dapat diatur. Pasalnya, karakteristik masyarakat Indonesia yang punya bilocal population. "Setiap orang yang mudik karena ingin bertemu saudaranya. Hal itu tidak bisa hilang," kata dia.

Di Yogyakarta, para perantau memilih pulang kampung. Jumlahnya mencapai ribuan. Seperti di Kulon Progo, sejak Februari hingga 28 Maret 2020 pukul 12.00 WIB tercatat ada sekitar 2.430 warga yang pulang kampung. Mereka datang dari daerah zona merah Covid-19 seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Surabaya, Malang maupun pulang umrah.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo Astungkoro mengatakan saat ini terdata 2.430-an pemudik sudah datang ke Kulon Progo. Keberadaannya tersebar di seluruh kapanewon di Kulon Progo dengan persebaran tidak sama, yaitu kisaran 200 hingga 400 orang di setiap wilayahnya.

"Itu berdasarkan laporan data dari kapanewon yang diserahkan ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo pada pukul 18.00 WIB," katanya di Kulon Progo, Sabtu 28 Maret 2020.

Terpisah, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, sejak Kamis, 26 Maret 2020, semua pendatang yang masuk ke Yogyakarta berstatus orang dalam pengawasan (ODP). Untuk itu, ia meminta kepada bupati dan wali kota untuk melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap ODP yang masuk ke wilayahnya. 

ODP diminta mengisolasi diri di rumah masing-masing selama 14 hari. "Kalau selama 14 hari kondisinya baik-baik saja bisa beraktivitas seperti biasa," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Empat Terminal di Yogyakarta Dipantau Cegah Covid-19
Pemprov DIY akan memeriksa seluruh penumpang dengan menggunakan Thermo Gun dan juga penyemprotan disinfektan untuk mencegah pandemi Covid-19.
Catatan Wakil Wali Kota Yogyakarta tentang Covid-19
Selama Maret 2020, warga Kota Yogyakarta 9.000 orang diperiksa, hasilnya 267 ODP, 9 PDP dan 2 positif Corona.
Ribuan ODP Corona Masuk Kulon Progo Yogyakarta
Ribuan pemudik sudah pulang ke Kulon Progo Yogyakata. Mereka berstatus ODP Corona.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.