dr Reisa Ungkap Kriteria Warga yang Tak Bisa Divaksin

dr Reisa Broto Asmoro mengatakan agar tidak kebingungan, bagi masyarakat yang siap menerima vaksin harus mengenali kriteria yang bisa divaksin.
Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro. (Foto: Tagar/Biro Pers Setpres)

Jakarta - Masyarakat yang sudah memenuhi syarat menerima vaksin Covid-19, seyogyanya mendukung program vaksinasi Covid-19. Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro kembali mengingatkan manfaat yang akan didapat masyarakat membentuk herd immunity, bahkan bagi yang belum siap divaksin saat ini.

Hal itu disampaikan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 18 Januari 2021 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

"Pada prinsipnya, semua orang yang bisa divaksin harus siap divaksin. Bagi yang ditunda akan mendapatkan manfaat vaksin dari kita yang bisa divaksin. Kalau kebanyakan dari kita kebal, virusnya tidak bisa lagi untuk berkembang biak. Dan mereka yang belum di vaksinasi tadi, yang belum dapat kesempatannya akan terlindungi secara tidak langsung," katanya.

Sekarang juga, kata Reisa waktunya bagi petugas kesehatan dan petugas pelayan publik untuk memutus penularan melalui vaksinasi. Caranya, dengan menyiapkan diri menerima vaksin Covid-19. Namun agar tidak kebingungan, bagi masyarakat yang siap menerima vaksin harus mengenali kriteria yang bisa divaksin.

Untuk itu, bagi masyarakat yang masih menunggu gilirannya, Reisa mengingatkan untuk tetap disiplin dan semakin ketat menjalankan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

Saat ini juga, Reisa menegaskan banyak pertanyaan di tengah-tengah masyarakat akan hal ini. "Apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam, yakni diatas 37,5 derajat celsius, vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbutki bukan menderita Covid-19," katanya.

Lalu, meskipun telah sembuh, akan dilakukan screening ulang saat kunjungan vaksinasi. Apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil, lebih besar dari 140/90, maka vaksinasi tidak diberikan. Dan pada proses screening ini pun pasien akan diberi sejumlah pertanyaan. "Jika terdapat jawaban ya, pada saat screening, maka vaksinasi pun tidak akan diberikan," ujarnya.

Untuk pertanyaan dimaksud ialah kriteria yang telah diatur pemerintah melalui Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan No. HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksaanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Dalam aturan itu memuat 17 kriteria kelompok masyarakat yang tidak bisa divaksin.

Rinciannya, kriteria pertama yakni memiliki riwayat konfirmasi Covid-19. Kedua, wanita hamil dan menyusui. Ketiga, berusia dibawah 18 tahun. Keempat, memiliki tekanan darah diatas 140/90. Kelima, mengalami gejala ISPA seperti batuk atau pilek serta sesak napas dalam 7 hari terakhir.

Keenam, ada anggota keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit. Ketujuh, sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit tekanan darah. Kedelapan, menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung koroner).

Kesembilan, menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus/Sjogren, vaskulus dan autoimun lainnya). Kesepuluh, menderita penyakit ginjal. Kesebelas, menderita penyakit Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis. Kedua belas, menderita penyakit saluran pencernaan kronis. Ketiga belas, menderita penyakit hipertiroid/hipotiroid.

Keempat belas, menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunikompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/transfusi. Kelima belas, menderita penyakit diabetes melitus. "Keenam belas menderita HIV dengan angka CD4 dibawah 200 atau tidak diketahui, maka vaksinasi tidak diberikan," imbuh Reisa. Dan ketujuh belas, memiliki penyakit paru seperti asma, PPOK serta TBC.

Baca juga: Profil dr Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Covid-19
Baca juga: dr Reisa Broto Asmoro Ungkap Ada Pasar era New Normal

Untuk itu, bagi masyarakat yang masih menunggu gilirannya, Reisa mengingatkan untuk tetap disiplin dan semakin ketat menjalankan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.

"Hindari dan jangan kena sama sekali. Stop penularan Covid-19 melalui perilaku kita, bersama kita bisa, lawan dan kalahkan Covid-19," tutur Reisa. []

Berita terkait
Kata dr Reisa soal Kebiasaan Masyarakat Terkini Cegah Corona
Jubir Reisa mengatakan tumbuhnya optimisme melawan virus corona di Tanah Air berkat kebiasaan masyarakat dan tindakan stakeholder.
dr Reisa: Tren Kesembuhan Corona di Indonesia Naik Bulan ke-8
dr. Reisa Brotoasmoro menyebut tren kesembuhan naik di bulan ke-8 penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Tips dr Reisa 5 Cara Aman Melaksanakan Ibadah Kurban
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro membagikan panduan 5 cara melaksanakan ibadah kurban Idul Adha saat Covid-19.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.