DPRD Sumut Kecam Polisi Bentrok dengan Massa GMNI di Nias

Anggota DPRD Sumut mengecam keras tindakan aparat kepolisian terhadap massa aksi GMNi di Nias.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut Berkat Laoli. (Foto: Tagar/Reza Istimewa)

Medan - Anggota DPRD Sumut Berkat Kurniawan Laoli mengecam keras tindakan aparat kepolisian terhadap massa aksi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Nias pada Selasa, 3 November 2020.

Massa dari mahasiswa dan personel penegak hukum saling bentrok. Akibatnya dua orang dari GMNI mengalami luka berat.

"Kami menyayangkan insiden tersebut. Seharusnya polisi bertindak humanis kepada adik-adik kami GMNI yang melakukan unjuk rasa. Karena tugas polisi mengamankan, jika terjadi ricuh, seharusnya polisi bisa meredamnya. Jangan sampai ada mahasiswa yang dipukul seperti kemarin di Dinas Kesehatan Kabupaten Nias," kata Berkat kepada Tagar, Kamis, 5 November 2020.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut ini menyarankan kepada GMNI untuk membuat laporan ke Propam agar masalah tersebut terang benderang.

"Iya, jika polisi itu bersalah maka yang bersangkutan harus dihukum sesuai undang-undang kepolisian yang berlaku," terang Berkat.

Kader Partai Nasdem ini juga mengimbau mahasiswa tetap menyampaikan aspirasi dengan tertib dan teratur. 

Tidak melanggar protokol kesehatan, sebab saat ini sedang mewabah pandemi Covid-19.

Silakan membuat laporan pengaduan, nantinya akan didalami dan akan ditindaklanjuti

"Adik mahasiswa jangan membalas aksi kekerasan kepada kepolisian jika dianiaya. Serahkan semuanya kepada penegak hukum, biarlah hukum yang berbicara karena kita negara hukum, dan sepenuhnya dipercayakan kepada Kepala Polres Nias untuk menyelesaikan masalah ini," ungkapnya.

Anggota DPRD Sumut dari Dapil VIII Kepulauan Nias ini juga mengimbau masyarakat, apalagi netizen agar tenang dan jangan memperkeruh masalah dengan unggahan provokatif.

"Untuk masyarakat Nias, saya berharap jangan sampai memperkeruh masalah. Apalagi para penggiat sosial media jangan membuat postingan yang provokatif," tandasnya.

Terpisah, Kepala Urusan Humas Polres Nias, Ajun Inspektur Polisi Satu Yadsen Hulu mengaku, insiden itu karena miskomunikasi antara massa aksi dan petugas keamanan.

"Situasi saat ini sudah kondusif. Kami dari kepolisian berharap agar masyarakat dan mahasiswa tetap menjaga keamanan dan ketertiban. Kami tidak pernah melarang mahasiswa menyampaikan aspirasi, asalkan sesuai aturan yang berlaku," ungkapnya.

Sedangkan mengenai adanya mahasiswa dipukul petugas kepolisian saat menyampaikan aspirasi, Yadsen mempersilakan mereka membuat pengaduan.

"Silakan membuat laporan pengaduan, nantinya akan didalami dan akan ditindaklanjuti," terangnya.

Sebagaimana diketahui, massa GMNI melakukan unjuk rasa karena rumah sakit daerah setempat disinyalir kerap mengcovidkan pasien.

Massa meminta penjelasan dari kepala dinas maupun direktur rumah sakit. Namun keduanya sedang tidak berada di kantor. 

Kondisi itu diduga mulanya terjadi kericuhan. Belum diketahui secara detail siapa yang memulai kericuhan.[]

Berita terkait
Malam Ini Gempa Magnitudo 4.9 SR Guncang Nias Selatan
Gempa tektonik dengan magnitudo M=4.9 SR dilaporkan mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa, 3 November 2020, pukul 23:52 WIB.
Mengenal Lebih Dekat Calon Bupati Nias Barat Nomor Urut 1
Khenoki Waruwu-Era Era Hia merupakan calon bupati dan wakil bupati Nias Barat dengan nomor urut 1.
Warga Kepulauan Nias Kesulitan Mendapatkan Ternak Babi
Masyarakat di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, mengeluhkan sulitnya mencari ternak babi. Populasi hewan ini disebut nyaris punah.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.