DPRD Kulon Progo Investigasi 15 Siswa SMK Kabur PKL

DPRD Kulon Progo akan menerjunkan tim guna menelusuri penyebab 15 siswa SMK 1 Temon kabur dari kapal tempat PKL.
Ilustrasi kapal penangkan ikan. (Foto: Pixabay/Anestiev)

Kulon Progo - DPRD Kulon Progo memberi perhatian atas kaburnya 15 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Temon saat mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) di kapal penangkap ikan. Bahkan Dewan akan melakukan investigasi atas kasus tersebut. 

Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mengatakan, Komisi IV telah menyatakan kesiapannya untuk menelusuri penyebab 15 siswa itu berhenti dari PKL. Anggota komisi IV sudah meminta izin untuk mencari tahu kebenaran dari peristiwa tersebut.

"Kami minta mereka mencari tahu informasi sedetail mungkin," ujar Akhiddi DPRD Kulon progo, Selasa 14 Januari 2020.

Akhid menjelaskan alasan ke-15 siswa SMK Kelautan, sebutan SMK 1 Temon, kabur karena tak tahan dengan perlakuan anak buah kapal (ABK) perlu ditelusuri. Jika memang terbukti ada kekerasan, maka harus ada tindakan serius kepada pihak pengelola kapal. 

Kami di Kulon Progo tidak bisa menutup mata bahkan lepas tangan melihat kejadian ini.

"Informasinya mereka mendapat hukuman karena indisipliner, lalu di tengah perjalanan siswa ini saling ketemu di Papua dan memisahkan diri," ujar Akhid.

Rencananya, lanjut dia, setelah siswa pulang dari Timika, DPRD Kulon progo akan menggali informasi langsung dari siswa yang bersangkutan. Tidak hanya itu, akan dilakukan tinjauan atas program PKL di sekolah tersebut. Agar diketahui prosedur kerjasama sekolah dengan perusahaan tempat para siswa PKL.

Akhid menambahkan, pihaknya tetap harus mengambil tindakan meski sebenarnya penanganan kasus tersebut berada di bawah kewenangan Pemda DIY.

"Kami di Kulon Progo tidak bisa menutup mata bahkan lepas tangan melihat kejadian ini," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 15 siswa SMK N Temon diketahui melarikan diri dari tempat PKL di Kapal Motor (KM) RJ 01 dan KM VA 2. Saat kapal berlabuh di Timika, Papua, mereka lebih memilih meninggalkan kapan dan sementara ini ditampung di Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) di Timika. 

Kepala Program Pelayanan Penangkap Ikan SMK Kelautan Temon, Muhammad Kodri mengatakan perwakilan sekolah sudah menjemput siswanya ke Timika. Mereka tiba di Timika pada Minggu, 12 Januari 2020. "Insya Allah dalam perjalanan pulang," ucap dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
16 Siswa Kulon Progo Alami Kekerasan Fisik Saat PKL?
Sekitar 15 siswa SMKN 1 Temon diduga mengalami kekerasan fisik saat menjalani PKL di atas kapal. Mereka melahiran diri saat kapan sandar di Timika.
Alasan Lulusan SMK Belum Kompeten di Dunia Industri
Kompetensi lulusan SMK di Indonesia masih belum sesuai kebutuhan industri. Peran dunia industri diperlukan untuk menutupi kelemahan itu.
Selamatkan Jurusan Pekerjaan Sosial SMKN 15 Bandung
Jurusan Pekerjaan Sosial hanya ada SMKN 15 Bandung, Jawa Barat, tapi peminatnya naik-turun. Diharapkan Kemensos dan Pemprov Jabar ikut membantu
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan