DPR Sebut Keselamatan Warga Gaza Jadi Prioritas

Serangan Israel ke kawasan Gaza, Palestina dikhawatirkan akan menambah korban warga sipil. Menurut anggota DPR, keselamatan warga jadi perioritas
Mesin milik Israel menghancurkan gedung milik Palestina di desa Sur Baher yang terletak di dua wilayah perbatasan Israel, Yerusalem Timur dan wilayah pendudukan Tepi Barat, Senin, 22 Juli 2019. (Foto: Antara/Reuters/Ammar Awad)

Jakarta - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sukamta mengatakan serangan Israel yang kembali dilakukan ke kawasan Gaza, Palestina dikhawatirkan akan semakin menambah korban warga sipil dan kerusakan sejumlah bangunan. Keselamatan warga sipil di Gaza harus menjadi prioritas. Dengan persenjataan yang sangat tidak seimbang, jika serangan Isreal terus berlangsung maka yang akan terjadi adalah pemusnahan Palestina" katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Sabtu, 16 November 2019.

Ia mengecam keras serangan Isreal yang kembali dilakukan ke kawasan Gaza Palestina pada Jumat pagi 15 November 2019. Sukamta menilai, harus ada tindakan nyata yang diakukan terhadap serangan Israel ke Palestina.

Anggota DPR dari Fraksi PKS ini mengatakan serangan Israel ke Palestina mengancam keselamatan warga sipil. Serangan sebelumnya dilakukan Israel dua hari berturut-turut (Selasa - Rabu, 12-13 November 2019). Menurut data dari pihak Otoritas Palestina, serangan melukai 109 orang dan menewaskan 34 orang yang sebagiannya merupakan warga sipil dan anak-anak.

Untuk itu, Wakil Ketua Fraksi PKS bidang Polhukam ini berharap Indonesia yang saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dapat berperan secara maksimal untuk mendorong upaya pemulihan keamanan di Palestina.

Peperangan yang terus berkorbar membuat kondisi kesehatan di jalur Gaza berada di ambang keambrukan di tengah kekurangan parah obat dan pasokan medis. Yousef Abu Ar-Reesh, Wakil Menteri Kesehatan di Jalur Gaza beberapa waktu lalu, mengatakan dalam satu taklimat di Rumah Sakit Shiffa di Kota Gaza bahwa Kementerian tersebut "melewati satu tahap yang paling buruk akibat krisis yang bertambah parah di sektor kesehatan".

Abu Ar-Reesh menyatakan persentase defisit obat-obatan mencapai 50 persen, demikian laporan Xinhua. Ia menambahkan ada kekurangan 27 persen obat yang bisa dikonsumsi, dan 58 persen bahan laboratorium serta bank darah.

Situasi bertambah parah oleh terus menipisnya obat darurat akibat bentrokan Palestina-Israel selama beberapa pekan belakangan di sepanjang perbatasan Israel dan Jalur Gaza. Abu Ar-Reesh mengatakan kekurangan pasokan mempengaruhi semua kategori pasien di daerah kantung Palestina itu. Ia menyeru donor dunia agar mendukung Kementerian Kesehatan dan mencegah ambruknya sektor kesehatan.[]

Berita terkait
Dua Warga Palestina Dipukul Brutal Militer Israel
Dua warga Palestina dipukuli secara brutal saat bentrok dengan pasukan Israel di pos pemeriksaan DCO.
Israel Bakal Caplok Tepi Barat, Palestina Bereaksi
Mahmoud Abbas: jika Israel mencaplok Tepi Barat Sungai Jordan, termasuk Lembah Jordan dan Laut Mati, maka semua kesepakatan akan mati.
Tentara Israel Halangi Petani Palestina Panen Ladangnya
Militer Israel menghalangi seorang petani Palestina memasuki lahannya untuk memanen dan mengambil almond di tanah mereka.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.