Jakarta - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan pemerintah pusat telah menggelontorkan dana mencapai Rp 90,45 miliar untuk influencer sejak 2014. Data ini diambil ICW dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Wakil Ketua FPKS DPR, Netty Prasetiyani Aher pun akhirnya mempertanyakan soal dana influencer tersebut. Dia menanyakan apakah anggaran sebesar itu signifikan dalam membangun komunikasi efektif antara pemerintah dan rakyat.
Saya khawatir jika tujuannya untuk mempengaruhi opini publik dengan cara instan dan masif agar setuju atau membenarkan kebijakan pemerintah
"Apa tidak mubazir?" tanya Netty usai Workshop Optimalisasi Peran Kontributif Kader Perempuan PKS di Islamic Center Indramayu, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Menurutnya, dana sebesar itu lebih baik disalurkan untuk program yang berdampak langsung ke masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, kata Netty, pemerintah perlu menjelaskan tujuan penggunaan influencer dalam proses komunikasi publik.
"Saya khawatir jika tujuannya untuk mempengaruhi opini publik dengan cara instan dan masif agar setuju atau membenarkan kebijakan pemerintah," ujarnya.
Dia berpandangan, jika tujuan itu benar demikian, kondisi tersebut dapat membuat komunikasi di ruang publik menjadi tidak sehat karena mengacaukan proses penyerapan informasi secara natural.
"Masyarakat jadi bias karena informasi yang diberikan influencer cenderung tendensius, subjektif dan berpihak pada pemerintah. Akhirnya masyarakat tidak bisa jernih berpikir dan memilah mana program yang memang bagus dan bermanfaat serta mana program yang buruk dan tidak tepat sasaran. Akhirnya masyarakat kehilangan daya kritisnya karena dihujani opini influencer," kata dia.
Selain itu, Netty meminta pemerintah untuk membuat kebijakan dan program pembangunan yang benar-benar menjadi solusi atas persoalan rakyat.
- Baca juga: DPR: Tak Elok Cetak Uang Souvenir Saat Ekonomi Sulit
- Baca juga: Demokrat Pertanyakan Andil Influencer Jokowi
"Jika kebijakan dan programnya sudah bagus, saya pikir, pemerintah harus percaya diri bahwa rakyat akan mendukung meski tidak ada dukungan subjektif dari para influencer yang dibayar profesional," ucap Netty.[]