Dosen Unej Sebut Covid-19 Tak Tahan Sinar Matahari

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember dr Angga Mardro Raharjo menyebutkan beberapa virus, termasuk Covid-19 akan mati jika terpapar matahari
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember, drAgga Mardro Raharjo, saat Forum Diskusi Perilaku Sehat untuk Antisipasi Covid-19. (Foto: Tagar/Hermawan)

Jember - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember (Unej), dr. Angga Mardro Raharjo meminta agar masyarakat tidak perlu berlebihan dalam merespon penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pasalnya menurut pria yang menjadi tim penanganan kesiagaan Covid-19 di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember ini, di negara tropis seperti halnya Indonesia beberapa virus akan mati setelah terpapar sinar matahari langsung.

Biasanya masyarakat cuci tangan hanya pada saat mau makan saja.

“Termasuk Covid-19 tidak tahan terhadap sinar matahari. Mungkin ini jawaban dari mengapa di Indonesia kasus penyebaran Covid-19 relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan China, Korea Selatan apa lagi Italia,” ujar Angga saat ceramah ilmiah forum diskusi Perikaku Sehat Untuk Antisipasi Covid-19 di aula lantai 3 gedung Pascasarjana Unej, Selasa, 11 Maret 2020

Angga menyarankan agar masyarakat mulai membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat. Terutama dalam menjaga kebersihan tangan dengan lebih sering melakukan cuci tangan setelah melakukan aktivitas luar.

“Biasanya masyarakat cuci tangan hanya pada saat mau makan saja. Padahal saat kita mengusap wajah dengan tangan pun juga berpotensi tertular virus yang menempel ditangan pada saat aktifitas sebelumnya,” kata Angga.

Selain itu, masyarakat diingatkan agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan saat terjadi demam disertai batuk dan nyeri tenggorakan. Karena menurutnya, hal itu merupakan salah satu indikasi pertama infeksi Covid-19.

“Terutama bagi mereka yang baru saja bepergian ke negara terdampak virus Covid-19, atau pernah melakukan komunikasi langsung dengan pasien positif corona. Tapi ya jangan panik, jangan asal demam dan batuk langsung dianggap corona,” kata Angga.

Lebih jauh Angga menjelaskan, kasus kematian yang disebabkan infeksi Covid-19 sebenarnya relatif sangat kecil. Dari sekian banyak kasus yang terjadi, hanya 3 persennya saja yang berujung pada kematian.

“Tidak perlu kawatir yang berlebihan, karena dari seluruh pasien yang terinfeksi virus Covid-19, masih jauh lebih banyak sembuh daripada meninggal. Kalaupun ada meninggal itu angkanya sangat kecil sekali. Hanya 3 persen dari seluruh kasus di dunia,” kata Angga.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Diah Kusworini mengatakan hingga saat ini belum ditemukan kasus pasien terinfeksi virus corona di Jember. Walaupun demikian Dinas Kesehatan Jember terus melakukan upaya pencegahan penularan covid-19.

“Salah satunya kami telah mengirimkan surat edaran kepada seluruh fasilitas kesehatan baik swasta ataupun milik pemerintah agar melakukan perhatian serius pada pasien menunjukan gelaja demam disertai batuk. Jika ditemukan hal itu harus dilakukan deteksi aktivitasnya selama 2 minggu terakhir apakah dia pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau aktivitas lainnya,” ujar Diah.

Selain itu, di Jawa Timur memang sempat melakukan pemantauan kepada 13 orang. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut hingga saat ini beluma ada laporan kasus Covid-19 di Jawa Timur.

“Di Jember sendiri kami sempat melakukan pemantauan pada satu orang. Sedangkan pasien yang sebelumnya dalam pengawasan telah dilakukan pemeriksaan lanjutan dan dinyatakan negatif. Jadi hingga saat ini Jember masih belum ada kasus terinveksi Covid-19,” tuturnya. []

Berita terkait
Polandia dan Ukraina Liburkan Sekolah Cegah Corona
Pemerintah Polandia dan Ukraina berencana menyetop sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah demi mencegah penyebaran virus corona
Negatif Corona Kapal Australia Diizinkan Sandar
Negatif corona, kapal pesiar Australia diizinkan bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar
Pasien Virus Corona Bertambah Jadi 34 di Indonesia
Pasien positif terinfeksi virus corona di Indonesia bertambah tujuh orang dari sebelumnya 27 sehingga total menjadi 34 pasien.