Doa Korban Bencana Sulteng di Tengah Ajakan Pemilu Damai

Di tengah teriakan dan yel-yel kampanye damai, suasana mendadak tenang.
Para pengawas Bawaslu Kota Semarang, Jawa Tengah mengkampanyekan pemilu damai di bundaran Tugu Muda, Senin (1/10) sore. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 1/10/2018) - Kain hitam diikatkan di lengan kiri. Ratusan orang berkaos warna senada, orange, menyusuri Jalan Imam Bonjol menuju kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka membawa spanduk dan puluhan poster bernada ajakan pemilu damai, dan mengumandangkan Mars Bawaslu.

Mirip aksi massa yang menyuarakan aspirasinya, para pengawas se-Kota Semarang itu bukan sedang berdemonstrasi. Senin (1/10) sore, petugas negara di bawah komando Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang tersebut merapatkan barisan, menggaungkan pemilu damai.

“Saya mengajak masyarakat dan peserta pemilu, khususnya di Kota Semarang untuk taat aturan saat berkampanye.  Berkampanyelah secara damai, sampaikan program ke masyarakat dengan cara yang baik, tidak menjelekkan peserta lain, tidak SARA, tidak fitnah, tidak hoax dan tidak mengadu domba,” ajak Ketua Bawaslu Kota Semarang Muhammad Amin.

Muhammad AminKetua Bawaslu Kota Semarang Muhammad Amin di tengah aksi kampanye damai mengajak masyarakat mendoakan korban bencana alam di Sulteng. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Di tengah teriakan dan yel-yel kampanye damai, suasana mendadak tenang. “Mari kita doakan suadara-saudara kita di Sulawesi Tengah (Sulteng), di Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya. Kita doakan mereka yang meninggal bisa diterima di sisi-NYA, yang selamat bisa tabah dan kuat serta segera bangkit lagi,” ajak Amin di atas mobil komando.

Sambil masih tetap memegang spanduk, poster, ratusan pengawas kompak menundukkan kepala.

Aksi damai para pengawas Bawaslu Kota Semarang ini juga diikuti oleh pimpinan dan perwakilan 16 partai politik (parpol) peserta Pemilu 2019. Kalangan pelajar, mahasiswa juga diajak untuk menggaungkan kampanye dan pemilu damai di Tugu Muda. Sebelumnya para pimpinan dan perwakilan 16 parpol juga berkomitmen dalam deklarasi pemilu damai di Hotel Dafam.

“Kami ingin Pemilu 2019 bisa berjalan sesuai dengan amanat rakyat jujur dan adil. Siap menang dan siap kalah. Pemilu adalah pesta rakyat, jangan nodai dengan perilaku kampanye yang tidak fair, hasutan dan informasi hoax. Karenanya, pemilu butuh kehadiran Bawaslu, segera laporkan jika terjadi pelanggaran,” ujar Tegar, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dalam orasinya.

Ketua KPU Kota Semarang Henry Wahyono mengapresiasi cara unik Bawaslu Kota Semarang dalam mengkampanyekan pemilu damai. “Pemilih harus bebas melaksanakan haknya, harus bebas dari money politik, SARA dan bebas dari belenggu informasi hoax. Hoax, fitnah itu dapat memicu perpecahan. Kepada pimpinan parpol dan caleg, berkampanyelah, sampaikan visi misi dengan baik. Setelah jadi jangan lupa kepentingan rakyat,” papar dia.

Kampanye pemilu damai juga digaungkan lewat pembagian selebaran dan pemberian bunga kepada pengguna jalan yang melintas di Tugu Muda. Diakhiri dengan aksi teatrikal dari Teater Beta, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

Digambarkan sejumlah penari, mengenakan bendera warna warni mengelilingi penari yang membawa kain merah dan putih. Dalang teatrikal menyatukan bendera warna-warni dalam sebuah ikatan dan gerak langkah yang padu, dengan tetap menjadikan penari merah putih sebagai pusat pusaran tarian. []

Berita terkait