Diyakini sebagai Leluhur Raja-Raja Jawa, Siapa Sebenarnya Syeh Maulana Maghribi?

Syeh Maulana Maghribi menjadi sosok yang mendapat utusan secara khusus dari Raden Patah, untuk membujuk Prabu Brawijaya gar mau masuk islam.
Makam Syeh Maulana Maghribi. (Foto: Tagar/islam.co)

TAGAR.id, Jakarta - Tak hanya sebatas menyebarkan agama Islam, ada kisah yang menyebut bahwa para raja di tanah Jawa saat ini adalah anak keturunan dari seorang wali yang bernama Syeh Maulana Maghribi. Siapakah dia?

Syeh Maulana Maghribi dikisahkan sebagai seorang ulama dari Persia yang datang ke tanah Jawa di awal-awal berdirinya kerajaan Demak, lalu dia menjalin hubungan baik dengan Raden Patah, Raja Demak pertama.

Dikisahkan dalam beberapa cerita babad, perseteruan antara Demak dan Majapahit akhirnya memaksa Prabu Brawijaya untuk mengasingkan diri ke Gunung Lawu.

Sang raja tidak ingin berkonflik dengan Raden Patah yang masih anaknya sendiri. Sehingga kemudian memilih untuk meninggalkan kerajaan, karena tidak ingin berganti keyakinan menjadi Islam.

Syeh Maulana Maghribi menjadi sosok yang mendapat utusan secara khusus dari Raden Patah, untuk membujuk Prabu Brawijaya.

Bahkan demi misi itu, dia sampai memutuskan membangun padepokan di puncak Jabal Kanil, yang berada di wilayah Desa Bandar Dawung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Namun usahanya gagal, karena Raja Majapahit itu sangat teguh pendiriannya.

Setelah gagal, Syeh Maulana Maghribi memutuskan untuk melanjutkan pengembaraannya, untuk menyebarkan agama Islam.

Beberapa tempat dia singgahi termasuk Tuban hingga Banyuwangi. Bahkan di Tuban dia dikisahkan menikah dengan Dewi Rasa Wukan, putri adipati Tuban, hingga lahirlah Jaka Tarub, dan inilah yang kemudian menjadi titik awal munculnya tokoh-tokoh besar di jaman Mataram.

Sebab, Jaka Tarub memiliki putra Kyai Ageng Getas Pendawa. Lalu dari Getas Pendawa turun lagi Kyai Ageng Sela, kemudian Kyai Ageng Anis/Henis.

Dari Kyai Ageng Henis lahirlah Kyai Ageng Pemanahan, yang kemudian berputra Panembahan Senapati, pendiri kerajaan Mataram.

Semenjak didirikan Panembahan Senopati, Mataram terus berkembang hingga akhirnya terpecah menjadi dua karena perjanjian Giyanti, yaitu Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Surakarta yang dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono, pada akhirnya juga pecah lagi dengan berdirinya Mangkunegaran.

Demikian juga dengan Ngayogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono. Pada akhirnya juga pecah dan memunculkan Pakualaman

Karena mengembara ke berbagai tempat, disebutkan ada banyak makam yang diyakini sebagai makam Syeh Maulana Maghribi.

Selain di Jabal Kanil, ada juga yang di atas Bukit Mancingan Parangtritis Yogyakarta serta di Banyuwangi.

Tapi mana yang paling tepat sebagai makamnya, tidak ada yang tahu. Sebab tiap juru kunci makam-makam tersebut selalu meyakinkan kalau makam yang dijaganya adalah yang benar.

"Setelah gagal mengislamkan Prabu Brawijaya, Syeh Maulana Maghribi memutuskan tinggal di sini (Jabal Kanil), sampai akhir hayatnya. Beliau nuga mendirikan masjid, yang kini masuk sebagai benda cagar budaya," ujar Prawiro Karyo, juru kunci makam Syeh Maulana Maghribi di Jabal Kanil. []


Baca Juga

Berita terkait
Umat Islam Bersiap Menyambut Nuzulul Quran, Malam Paling Mulia di Bulan Ramadan
Malam Nuzulul Quran atau malam turunnya Al-Quran menjadi hari penting bagi umat Islam saat bulan Ramadan. Kapan waktunya?
Sejarah Penting Malam Nuzulul Quran dan Keutamaannya bagi Umat Islam
Sebentar lagi umat Islam akan menyambut malam kemuliaan Nuzulul Quran. Malam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan di bulan suci Ramadan.
Nama Malaikat dan Job Desknya dalam Islam dan Kristen
Ada sepuluh malaikat beserta job desk masing-masing dalam Islam, dan ada tujuh malaikat agung dalam Kristen Katolik. Berikut profil lengkap mereka.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.