Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu provinsi yang mengalami kontraksi ekonomi tertinggi di Indonesia. Dua provinsi lainnya adalah Bali dan DKI Jakarta.
Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan, alasan DIY jadi salah satu provinsi dengan kontraksi ekonomi yakni sumber ekonomi di Yogyakarta berbasis pada kerumunan. Ada dua sektor yang menjadi tumpuan ekonomi di DIY.
"Dua sektor tumpuan ekonomi DIY itu adalah pendidikan dan pariwisata," katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan pada Selasa, 1 September 2020.
Menurut dia, kedua sektor itu sifatnya kerumunan. Sehingga dengan adanya pandemi Covid-19 berimbas terhadap dua sektor itu. "Jadi wajar kalau di triwulan kedua ini keadaan ekonomi di Yogyakarta minus," jelasnya.
Tri menyebut, Bali dan Jakarta motor penggerak ekonominya juga bertumpu pada kerumunan. Untuk Bali, mirip dengan Yogyakarta yaitu ujung tombak ekonominya sektor pariwisata. Sedangkan Jakarta memang pusat perkantoran.
Dua sektor tumpuan ekonomi DIY itu adalah pendidikan dan pariwisata.
Guna memulihkan ekonomi, pemerintah pusat memberi berbagai stimulus kepada masyarakat. Tujuannya untuk mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat.
Ia mengklaim bahwa stimulus bantuan sosial yang diberikan pemerintah pusat telah mendongkrak ekonomi meski tidak terlalu signifikan. Selain itu, daya beli juga terangkat, produk lokal jadi laku, khususnya pangan dan sandang mulia mulai bergerak kembali.
Pihaknya pun siap mendukung stimulus dari sisi produksi. Misalnya industri pengolahan, pertanian, dan kelautan. "Kami siap berproduksi secara normal lagi," katanya.
Adapun upaya kongkret pemda DIY untuk memulihkan ekonomi, pemda DIY siap mendanai ongkos kirim barang produksi usaha kecil dan menengah di DIY. Dampak lainnya adalah pelaku usaha di bidang pengantaran juga terbantu. "Jadi ada dua hal yang terbantu," terangnya. []