Dituduh Dukung Militan Afganistan, Pakistan Sewot Ke Donald Trump

Pemerintah Pakistan Sewot kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, lantaran Pakistan dituduh Trump mendukung dan menyediakan tempat yang aman bagi kelompok militan yang melakukan pemberontakan melawan pemerintah Afganistan.
Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Pakistan, Mamnun Hussain. (Foto:Ist)

Islamabad, (Tagar 28/8/2017) – Pemerintah Pakistan sewot kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, lantaran Pakistan dituduh Trump mendukung dan menyediakan tempat aman bagi kelompok militan yang melakukan pemberontakan melawan pemerintahan Afganistan.

Sebagai bentuk kemarahannya, Pakistan menolak kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri AS, Alice Wells, ke Islamabad, Senin (28/8) ini. Protes anti Trump juga berlangsung sengit di wilayah Karachi selatan, Pakistan. Polisi Pakistan menembakkan gas air mata ke para demonstran yang didominasi oleh kelompok mahasiswa yang berniat menuju gedung konsulat AS  di Pakistan.

Dalam aksi long march itu, sekitar 150 demonstran membentangkan spanduk yang bergambar Presiden Trump serta menyanyikan lagu anti-AS. "Atas penolakkan Pemerintah Pakistan, perjalanan Asisten Menlu AS ditunda sampai waktu yang belum ditentukan," kata juru bicara Kedutaan Besar AS, seperti dikutip Reuters, Senin (28/8).

Kementerian luar negeri Pakistan, tak mau kalah. Otoritas resmi Pakistan juga tak menjelaskan kapan asisten Menlu AS itu boleh berkunjung ke AS. Seorang pejabat AS yang bekerja di Pakistan mengaku, pemerintah Islamabad telah meningkatkan status kesiagaannya sejak Trump menuduh Pakistan mendukung pemberontak di Afganistan.

Sementara itu, salah satu pejabat Pakistan mengatakan, AS tidak pantas menyalahkan Pakistan atas kekalahan militer AS oleh kelompok militan di Afghanistan.(wwn/Reuters)

Berita terkait