Jakarta - Muslim Syiah di Nigeria sedang berjuang melawan penindasan. Meskipun demikian, Pemimpin Gerakan Islam Nigeria (IMN), Sheikh Ibrahim Zakzaky memastikan perayaan Arbaeen akan terus berlanjut di negara Afrika.
"Rakyat Nigeria akan memilih pemerintah Islam jika mereka memiliki hak untuk memilih," kata Zakzaky dalam sebuah wawancara, dikutip di AhlulBayt News Agency (ABNA), Kamis, 30 September 2021
Dalam wawancara kepada Press TV, yang berbasis di Teheran, Sheikh Zakzaky yang dikenal sebagai Ulama senior Syiah Nigeria, membahas situasi Muslim Syiah di Nigeria dan perjuangan mereka melawan penindasan dan tirani.
Puluhan orang dilaporkan terluka bahkan meninggal dunia pada serangan terbaru terhadap pelayat di Abuja saat perayaan Arbaeen tersebut. Pasukan keamanan Nigeria membawa beberapa korban, sehingga Sheikh Zakzaky tidak dapat memberikan jumlah pasti korban akibat bentrokan tersebut.
"Belum jelas berapa banyak orang yang terbunuh dalam prosesi Arbaeen kemarin dan lusa di Abuja. Namun dipatikan puluhan orang terluka," katanya.
Pada serangan sebelumnya terhadap Muslim Syiah di Nigeria, sekretaris jenderal IMN ini mengatakan pengadilan memberi mereka hak untuk menuntut ganti rugi, tetapi sejauh ini mereka belum diberi kompensasi.
Rakyat Nigeria akan memilih pemerintah Islam jika mereka memiliki hak untuk memilih.
Sheikh Zakzaky menekankan hak untuk mengadakan prosesi berkabung Arbaeen. Gerakan Islam mereka di Nigeria disebut benar-benar damai sesuai dengan ajaran Imam Hussein.
“Kemenangan darah atas senjata. Muslim Syiah di Nigeria sedang memerangi sebuah ideologi," ujarnya.
Sheikh Zakzaky menyebut senjata yang mereka miliki adalah meningkatkan moral masyarakat, karena ia meyakini Islam akan keluar sebagai pemenang. Ia juga mengecam penindasan terhadap rakyat Nigeria dan mengatakan Muslim Syiah di Nigeria meminta keadilan. []
Baca Juga :
- Penipuan Rapid Test Dimotori Napi Nigeria di Rutan Serang
- Pakistan Batalkan Vonis Mati Pasangan Non-Muslim
- Anak-anak Perempuan Nigeria Utara Berjuang Tetap Sekolah
- Covid-19 Nigeria dan Armenia Lampaui Korea Selatan