Ditawar Rp 2,2 Miliar Tapi Tidak Dijual, Burung Lovebird Kusumo Malah Mati

Burung lovebird legendaris yang punya harga bombastis itu meninggal dunia.
Kusumo, si burung berjenis lovebird. (Foto: ist)

Yogyakarta, (Tagar 22/11/2018) - Dalam tiga hari terakhir ini penikmat hobi burung, khususnya kicau mania dihebohkan oleh kabar dari burung bernama Kusumo. Burung berjenis lovebird punya harga bombastis itu meninggal dunia.

Kusumo yang pernah ditawar seharga Rp 2,2 miliar tapi tak dilepas pemiliknya, Sigit WMP Klaten, tak bernyawa lagi. Senin 19 November lalu pukul 01.43 WIB, Kusumo berpamitan alias mati.

Kabar itu menyebar cepat ke dunia kicau mania setelah kru WMP memposting status kematian Kusumo. Tentu banyak orang menanyakan kebenaran tentang kabar duka si burung legendaris di kalangan kicau mania tersebut.

Akhirnya, tiga hari berselang, tepatnya Kamis (22/11) pagi, Sigit mengumumkan secara resmi kabar duka tersebut lewat video streaming yang diunggahnya di akun YouTube pribadi.

Sigit mengakui, banyak sekali orang yang menanyakan langsung kabar kematian Kusumo melalui pesan pribadi, WhatsApp atau telepon. "Nah sekarang saya umumkan ke teman-teman semua, khususnya kicau mania di seluruh Indonesia," ungkap Sigit kepada Tagar News di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (22/11).

Akibat kabar duka itu, Sigit mewakilkan Kusumo untuk pamit tidak bisa lagi bersilaturahmi meramaikan lomba kicauan khususnya lovebird. "Ini saya umumkan secara resmi tanggal 22 November jam 8.10 pagi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," ungkapnya.

Sigit mengungkapkan agak terlambat mengumumkan kematian Kusumo karena dia dan kru merasa kehilangan. Pasalnya, Kusumo telah menemani Sigit dan krunya di dunia kicau mania selama tujuh tahun.

"Saya mengumumkannya telat karena menunggu suasana kru perasaannya redam dulu. Kalau sedih ya sedih, karena Kusumo sudah menemani saya tepat tujuh tahun lamanya di dunia kicau mania. Ibaratnya Kusumo sudah menjadi bagian dari keluarga saya," jelasnya.

Kusumo meninggal bukan karena sakit, kata Sigit, karena sehari sebelumnya dalam keadaan sehat. Namun, dia merasakan ada firasat. "Saya dan Kusumo seperti sudah punya ikatan batin, jadi kenapa Kusumo saya keluarkan dari kandang ternaknya. Saya merasakan Kusumo mau pamitan (meninggal)," jelasnya.

Dan ternyata benar, Kusumo berpamitan, mati di depan pemiliknya. Sigit setia menunggu ajal menjemput sampai larut malam. Sampai akhirnya pukul 01.43 WIB Kusumo benar-benar pamit selamanya. "Alhamdulillah, saya sendiri ikhlas," imbuhnya.

Banyak orang berpendapat, sayang sudah ditawar sangat mahal tapi tidak dilepas. Sekarang sudah mati tidak ada harganya lagi. Justru Sigit berpendapat lain. Si pemilik merasa kasihan kepada si pembeli karena usia Kusumo tidak lama lagi.

"Alasannya karena saya merasa kasihan kalau ada yang membelinya sebentar lagi Kusumo meninggal. Bukan karena saya mendahului orang, tapi karena saya punya ikatan batin bahwa Kusumo sebentar lagi akan meninggal," paparnya.

Sigit berpendapat, 40 hari sebelum mahluk hidup yang bernyawa meninggal, biasanya ada tanda-tanda ingin pamitan. Firasat  itu juga dialaminya meski sebelum meninggal Kusumo dalam keadaan sehat, bugar dan lincah seperti biasanya.

Sigit mengatakan, setelah Kusumo tidak meramaikan lagi di dunia kicau mania, namun dia akan tetap setia meluangkan waktu untuk sharing khusunya perawatan lovebird singing (nyanyi). Calon pengganti Kusumo juga sudah disiapkan.

"Saya sudah menyiapkan penggantinya, pernah saya tes mental bareng Kusumo. Insyaallah nanti bisa menggantikan Kusumo, calon penggantinya jenis Biola Euwing. Itu yang akan ikut meramaikan lovebird khususnya suara," katanya.

Dhedy Fatma, (30), seorang kicau mania dari Wonokromo, Kecamatan Pleret, Bantul, mengungkapkan nama Kusumo sudah sangat akrab di kalangan kicau mania, khususnya lovebird. Ibaratnya penikmat hobi burung lovebird ngekek belum sah kalau tidak mengenal Kusumo.

"Kusumo itu legendaris. Terkenal bukan saja karena pernah ditawar Rp 2 miliar, tapi ngekeknya yang panjang dan stabil," ungkapnya.

Menurut dia, meski Kusumo sudah tiada, namun cuplikan video ngekeknya tetap menjadi masteran lovebird-lovebird lain. "Cuplikan video Kusumo banyak diunggah di YouTube, saya sudah mendownloadnya untuk masteran guru vokal lovebird saya di rumah," pungkasnya.

Berita terkait
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.