Disebut Masuk Kabinet, Twedy: Serahkan ke Presiden

Mantan Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting disebut-sebut masuk dalam bursa kabinet Jokowi dari unsur milenial.
Twedy Noviady Ginting. (Foto: Istimewa)

Tapanuli Utara - Mantan Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMNI) Twedy Noviady Ginting disebut-sebut masuk dalam bursa kabinet Jokowi dari unsur milenial.

Saat itu disinggung, anak ke lima dari pasangan Sep Ginting dan Nurani boru Tarigan, itu mengaku dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

"Memang ada beberapa organisasi di tingkat kepemudaan nasional yang menyebut namaku. Karena melihat track record. Iya jawab itu, kita sih santai-santai saja. Karena kalau menteri itu kan tugas panggilan. Iya kalau dikasih amanah, kalau kita bisa berguna untuk bangsa dan bernegara, kenapa tidak," ujar Twedy, usai acara dialog nasional di aula IAKN, Tarutung, Tapanuli Utara, Senin 8 Juli 2019.

Pria berusia 36 tahun itu disebut masuk jajaran kabinet Jokowi atas dorongan organisasi kepemudaan nasional, salah satu oleh Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Respiratori Saddam Al Jihad. Menurutnya, sosok Twedy adalah nasionalis yang menjaga Pancasila sebagai ideologi pemersatu.

Twedy tidak menampik ada dorongan rekan-rekan organisasi kepemudaan. "Iya apa kata teman-teman, mereka yang tahu track record saya," katanya.

Siap Jika Demi Negara

Menurut Twedy, jika memang dalam kabinet Jokowi jilid ke dua ada panggilan, maka itu dilakukan demi bangsa dan negara. Dia melihat figur menteri harus memiliki dua hal. "Kepemimpinan dan kemampuan manajerial," sebutnya.

Dari kemampuan manajerial, Twedy mengaku tidak canggung. Hanya saja kepada masyarakat diperlukan sikap keterbukaan.

Jadi siapapun nanti menteri, sebaiknya ada dari kelompok milenial masuk

"Iya kerja aja buktinya, kalau kita terbuka, pasti masyarakat senang. Sama seperti di Taput ini kita lihat, sebanyak 241 desa, 11 kelurahan, masih banyak perlu penerangan. Iya kita bawa aja investor untuk membangun tenaga surya, praktis lagi dan ngak perlu dengan kabel-kabel," katanya.

Disinggung masalah korupsi, Bendahara Umum DPP KNPI ini kemudian memberi penilaian. "Kalau soal korupsi itu kan tidak hanya persoalan keinginan, tapi ada kesempatan itu aja persoalannya. Kita ini kan sudah biasa hidup susah, toh hidup juga," katanya.

Dia menyebut, salah satu cara mengantisipasi korupsi adalah transparansi pengelolaan anggaran dan menghindari rapat-rapat tertutup di pemerintahan.

"Pengelolaan anggaran itu sebenarnya kuncinya, kalau kita buka anggaran secara buka-bukaan dan tidak ada kesempatan lagi korupsi, ngak ada ruang untuk negosiasi, karena jika tertutup, pasti ruang negosiasi ada," katanya.

Twedy lalu mengharapkan Jokowi dalam menyusun kabinet nantinya agar tetap mengalokasikan jabatan menteri kepada kalangan milenial, terlepas siapa sosoknya.

"Jadi siapapun nanti menteri, sebaiknya ada dari kelompok milenial masuk. Karena saya baca statemen Pak Jokowi ini menyiapkan estafet kepemimpinan di generasi berikutnya. Artinya, menyiapkan anak-anak muda. Makanya ada wacana soal kementerian dari milenial," tuturnya.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.