Diprediksi Bakal Hujan, Ini Situasi Lalin Terkini di Sekitar Lokasi Debat Pilpres

Para pemakai jalan sebaiknya menggunakan jalan alternatif menuju tujuan atau rumah.
Ilustrasi kemacetan. (Foto: Tagar/Gemilang I N)

Jakarta, (Tagar 17/1/2019) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi Jakarta dan sekitarnya pada Kamis (17/1) sore hingga malam.

Menurut pantauan Tagar News di lokasi debat perdana capres-cawapres Pilpres 2019, awan mendung terlihat menyelimuti Hotel Bidakara, Jakarta, sekitar pukul 17.10 WIB.

Sebelumnya rintik hujan sempat turun di wilayah Jakarta Selatan itu sejak pukul 16.17 hingga sekitar pukul 17.10 WIB.

Jika hujan terjadi kembali jelang jam pulang kantor, arus lalu lintas menuju Hotel Bidakara yang saat ini terpantau ramai lancar dapat padat merayap.

Seperti Jalan Dukuh Patra Kuningan arah Cawang, dan Semanggi arah Cawang via Tol & Arteri kini ramai lancar. Sementara situasi lalu lintas di Underpass Mampang arah Kuningan dan sebaliknya, Ragunan, terpantau padat.

Sementara Exit Tol Semanggi 2 arah Cawang terpantau ramai lancar. Kini kepolisian telah membuka gardu tambahan untuk mengantisipasi kepadatan lalin.

Selain wilayah Jakarta, kemungkinan hujan akan muncul dari pukul 16.40 hingga sekitar 18.00 WIB pada Kamis (17/1) juga terjadi di berbagai tempat. BMKG melalui halaman resminya menyebutkan wilayah Cigudeg, Sukajaya, Jambe, Tenjo, Parungpanjang dan Jasinga akan hujan.

Kemudian guyuran hujan diperkirakan meluas hingga Rumpin, Leuwisadeng, Nangguang, Leuwiliang, Cisauk, Pagedangan, Legok, Panongan, Tigaraksa, Solear, Setu Tangerang, Serpong, Ciputat, Pamulang, Pondokaren, Serpong Utara, Ciputat Timur, dan sekitarnya.

Mengingat perkiraan kepadatan kendaraan di jalan-jalan sekitar wilayah debat perdana capres-cawapres Pilpres 2019, para pemakai jalan sebaiknya menggunakan jalan alternatif menuju tujuan atau rumah.

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama