Dinas PUPR Tangerang Diduga Pungut Fee Dari Pengusaha

ATB menduga ada indikasi korupsi di Dinas PUPR Kota Tangerang dengan memungut fee dari pengusaha yang mengerjakan proyek.
Dinas PUPR Kota Tangerang, Banten. (Foto:Tagar/Mauladi Fachrian).

Tangerang - Aliansi Tangerang Bebersih (ATB) menuding adanya dugaan tindakan korupsi di dalam tubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, terkhusus pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Terendus adanya aktivitas memungut fee atau bayaran dari setiap pengusaha yang mengerjakan proyek.

Ada penerimaan laporan fee segala macem, ada buktinya

Koordinator ATB Andry Ardiansyah mengungkapkan hal itu saat menggelar aksi unjuk rasa (Unras) di Kantor PUPR Kota Tangerang. Dugaan itu, kata dia, ditemukan setelah pihaknya melakukan investigasi kepada sejumlah pengusaha.

Lebih jauh Andry menerangkan bahwa, Dinas PUPR meminta fee sekitar 5 sampai 10 persen dari tiap proyek yang dikerjakan. Ia juga menyebut pihaknya telah mengantongi bukti-bukti yang valid atas dugaan korupsi tersebut.

"Ada penerimaan laporan fee segala macem, ada buktinya," kata Andry, dikutip Tagar, Rabu 18 November 2020.

Dalam aksinya, ATB menyebut sejumlah nama yang terlibat dalam dugaan korupsi untuk memberikan klarifikasi terhadap dugaan korupsi tersebut.

Diantaranya ada TP, MR dan AMR yang merupakan oknum pejabat di Dinas PUPR Kota Tangerang. Mereka juga menuntut agar jabatan Kadis, Sekdis dan Kabid segera dicopot.

"Intinya kami tetap minta mengklarifikasi tuntutan aja, ga lebih dari itu. Kami juga tidak berharap minta yang aneh-aneh. Kami ingin menjalankan benar-benar apa yang menjadi tuntutan kami," ujar Andry.

Aksi mereka di Gedung PUPR Kota Tangerang diterima oleh Agus, Kepala Bidang (Kabid) operasional perawatan. Menurut Andri, saat ini pihaknya tengah menunggu jawaban dari Dinas tersebut.

"Dinas merespon, nanti akan dijawab oleh dinas usai mereka melakukan diskusi dengan Kadis dan hasilnya akan disampaikan ke kami," kata Andry.

Di tempat yang sama, Agus turut memberikan keterangan hasil mediasi dengan pihak ATB. Ia tidak mempermasalahkan unjuk rasa tersebu. Bahkan, mewakili Dinas PUPR, Dia mengklaim bahwa dugaan korupsi itu tidak benar.

"Ada unjuk rasa ya kita terima, apapun permasalahannya akan kita sampaikan ke Pak Kadis, kan begitu. Namanya demo kan semua hak yang pada merasakan, monggo aja silakan. Tapi selama bisa diajak bicara, tujuannya hanya komunikasi aja sebenarnya. Kalo terkait dugaan itu (korupsi) kita bisa pastikan gak ada," kata Agus. []

Baca juga:


Berita terkait
Pasar Sentiong Tangerang Rawan Pelecehan Seksual
Seorang perempuan membeberkan dirinya kerap mendapatkan pelecehan saat berkunjung di Pasar Sentiong Balaraja
Pesta Sabu, Anak Wawali Kota Tangerang: Saya Telepon Duluan
Anak Wakil Wali Kota Tangerang memastikan temannya kumpul lebih dulu dalam rencana pesta Narkoba pada 6 Juli 2020 di Cipondoh, Kota Tangerang.
Sneakers Motif Hewan Langka Banyak Diminati di Tangerang
Produsen Sneakers dengan brand lokal di Tangerang mampu tembus pasaran dengan motif Hewan Langka.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.