Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menganggap kritikan yang disampaikan Indonesia Corruption Watch (ICW) ihwal 100 hari kinerjanya sebagai pemimpin lembaga antirasuah merupakan bentuk kecintaan.
"Kalau ada yang mengkritisi itu menandakan bahwa itu kecintaan dan kepedulian kepada KPK, termasuk yang disampaikan oleh ICW," ujar Firli kepada wartawan, Selasa, 24 Maret 2020.
Firli mengatakan, pihaknya menghormati segala masukan dan saran yang diberikan ICW. Menurutnya, ICW memang selama ini memainkan peran sebagai pengkritik KPK. "Justru kami akan heran jika ICW memuji," ucap dia.
Tentu KPK terima sebagai perbaikan kerja-kerja mendatang.
Senada dengan Firli, Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri juga menyebut kritik yang dilayangkan ICW sebagai bentuk cinta terhadap lembaga antirasuah dan pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Kritik, saran dan masukan yang disampaikan oleh pihak manapun termasuk dari ICW, tentu KPK terima sebagai perbaikan kerja-kerja mendatang," kata Ali kepada wartawan, Selasa, 24 Maret 2020.
Ali mengatakan, KPK akan terus berikhtiar semaksimal mungkin bersama penegak hukum lainnya dan masyarakat dalam pencegahan maupun pemberantasan korupsi. "Agar negeri yang kita cintai bersama ini terbebas dari korupsi," tutur dia.
Sebelumnya, ICW menyoroti 100 hari kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) era Firli Bahuri. Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menyebutkan, setidaknya tercatat tujuh kontroversi publik yang ditimbulkan KPK.
Kurnua mengatakan, KPK di Bawah kepemimpinan Firli Bahuri minim prestasi tetapi penuh kontroversi. Dia juga menyinggung pemberantasan korupsi merupakan tanggung jawab Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Akar persoalan pemberantasan korupsi saat ini ada pada komitmen Presiden Joko Widodo dan segenap anggota DPR RI. Sebab, bagaimanapun persoalan stagnasi KPK dalam upaya pemberantasan korupsi adalah produk politik eksekutif dan legislatif," ujar Kurnia dalam rilisnya yang diterima Tagar, Selasa, 24 Maret 2020.