Jakarta, (Tagar 17/12/2018) - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengungkapkan perlunya apresiasi terhadap sosok partai dari kalangan anak muda, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ia menilai PSI sebagai bukti kematangan bangsa, sebab anak muda kini mau ambil andil untuk memperjuangkan aspirasinya melalui partai.
"Ini satu rahmat bagi bangsa Indonesia, ini satu bukti Indonesia ini sudah mulai matang, hadirnya anak-anak muda membuat partai dan memperjuangkan aspirasinya sendiri," ujar Nasaruddin Umar saat membuka kegiatan Peringatan Nabi Muhammad SAW di DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (17/12).
PSI kerap kali punya pandangan berbeda saat menyuarakan aspirasi. Namun, berhasil melaluinya dengan lolos menjadi salah satu partai yang ikut serta pemilihan legislatif (Pileg).
"Jadi boleh kita tidak sependapat dengan gagasannya, tetapi poin yang sangat penting anak muda ini berhasil eksis, setara dengan partai-partai besar," jelas Umar.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi pembicara dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tanah Abang, Jakarta, Senin (17/12/2018). (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)
Apalagi, sosok pemimpin PSI seorang perempuan yang menurutnya menjadi nilai tambah keistimewaan PSI.
"Satu lagi yang menjadi paling istimewa ternyata pemimpinnya itu adalah Srikandi, ini yang akan saya jadikan topik pada kesempatan ini, bahwa perempuan dari mana pun juga, partai apa pun juga jangan pernah minder," tukasnya melanjutkan ke topik Peringatan Nabi Muhammad SAW.
Menanggapi penilaian Nasaruddin Umar terhadap partainya, Ketua Umum PSI Grace Natalie semakin yakin dengan perjuangan kader-kader partainya dalam menyuarakan suatu pandangan.
"Jadi kami merasa mendapat kekuatan baru dari seseorang yang begitu senior dan sangat kami hormati. Kami semakin teryakinkan bahwa kita berada di jalur yang benar," terang Grace saat ditemui Tagar News.
Terlebih, PSI kini sedang menyuarakan keadilan pada perempuan, dari Undang-Undang No 1 Tahun 1975 terkait diperbolehkannya poligami.
"Dari beliau kami makin yakin apa yang kami perjuangkan ini benar dan tidak menyinggung agama manapun karena apa yang kami perjuangkan itu adalah keadilan," tandas dia. []
