Dia Taruh Senjata di Atas Kepala Saya, Kasih Bunyi Banyak Sekali

Secara terpisah, saksi korban, Frans Kabarek menceritakan kronologi kejadian, “Setiap kali kami kerja oknum brimob itu selalu melarang. Oknum tersebut mau dia yang jaga supaya dia dapat gaji.”
Di sisi lain, "Oknum Brimob juga menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh FK," demikian Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja melalui Kabid Humas, AKBP Hary Supriyono.(Ilus)

Sorong, (Tagar 14/6/2018) - Oknum Anggota Brimob Sorong Papua Barat, diduga melakukan penembakan terhadap FK di Jembatan Puri Klademak II, pantai Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (13/6).

Di sisi lain, "Oknum Brimob juga menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh FK," demikian Kapolda Papua Barat,  Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja melalui Kabid Humas,  AKBP Hary Supriyono, membenarkan kejadian tersebut.

Ia menjelaskan,  saat  anggota Brimob melakukan pengamanan di jembatan puri, pada saat itu korban FK mengeluarkan kata-kata yang tak pantas diungkapkan,  Brimob mata uang.

Mendengar kalimat yang melecehkan itu, ditegurlah FK, apa maksudnya? Namun yang bersangkutan tak menjelaskan apa pun. Diceritakan, FK  sempat mengamuk dan membongkar lapak jualan yang kembali ditegur anggota Brimob tersebut. Saat itulah, FK melakukan pengeroyokan dan pemukulan terhadap anggota.

"Karena dikeroyok, anggota membuang tembakan peringatan,” masih ujar Hary Suoriono.

Akibat insiden itu, FK mengalami luka di bagian perut sebelah kanan terkena peluru karet. Sedangkan anggota mengalami luka sobek dibagian mulut dan luka lebam di pipi kanan dan luka lecet bagian lutut sebelah kiri," ungkapnya.

Versi Dewan Adat dan Korban
Sementara itu, Ketua Dewan Adat Papua (DAP)  wilayah III Doberay Paul Finsen Mayor menuturkan,  menyanyangkan kekecewaannya terhadap tindakan yang dilakukan oknum anggota Brimob.

"Kami sangat kecewa atas tindakan dilakukan oleh oknum Brimob  berinisial S yang melakukan penganiyaan terhadap FK," tuturnya.

Menurutnya, S melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Kami minta agar diproses hukum dan dipecat dari kesatuannya.

“Jangan tebang pilih dalam penanganan kasus ini kami ingin melihat sejauah mana keseriusan Polda Papua Barat penanganan kasus tersebut,” kecam Doberay lagi.

Secara terpisah, saksi korban, Frans Kabarek menceritakan kronologi kejadian, “Setiap kali kami kerja oknum brimob itu selalu melarang. Oknum tersebut mau dia yang jaga supaya dia dapat gaji.”

Oknum Brimob itu minta satu perahu minta 300 ribu, kita mau kerja dilarang setiap hari oleh oknum tersebut, masih ujar saksi.

Dia menuturkan, “Pagi hari oknum itu taruh senjata di atas kepala saya, dua oknum anggota Brimob dan tentara yang pukul saya. Pada saat itu saya ditembak, saya sempat melakukan perlawanan terhadap kedua oknum itu, kemudian lari menyelamatkan diri.”

"Saya ditembak di perut dan dipukul dengan senjata dibagian kaki, kasih bunyi bunyi tembakan banyak sekali. Akibat bunyi tembakan itu saya  lari dan lompat ke laut menyelamatkan diri,” cerita Frans Kabarek. Ia menyatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 6.00 (WIT) pagi hari. (dhy)



Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.