Di Makassar Sekolah Mark-Up Jumlah Siswa

Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) menemukan indikasi sejumlah sekolah di Kota Makassar melakukan mark-up jumlah siswa.
Ilustrasi

Makassar, (Tagar 28/4/2017) - Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) menemukan indikasi sejumlah sekolah di Kota Makassar melakukan mark-up jumlah siswa.

"Temuan ini akan kita dalami lebih lanjut, apakah kecurangan ini akan dilakukan untuk bertahan hidup atau memang untuk mark-up dana BOS," jelas Koordinator Pengawas Disdik Sulsel Nurlaely Basir, di Makassar, Jumat (28/4).

"Kami menemukan sejumlah sekolah swasta melakukan mark-up jumlah siswa, sederhananya ada yang jumlah siswanya 15, tetapi mereka menambahkan angka 0 di belakang angka tersebut pada pengisian Dapodik (Data Pokok Pendidikan) sehingga menjadi 150 siswa," kata Nurlaely.

Penyimpangan data ini ditemukan Disdik Sulsel dalam pelaksanaan Pekan Integritas Sekolah yang dicanangkan Disdik Sulsel pada Senin (17/4) lalu. Pelanggaran administratif ini hanya ditemukan pada sekolah swasta.

Motifnya, lanjut dia, bisa jadi karena sekolah tersebut hanya ingin bertahan hidup, atau menginginkan alokasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang lebih besar.

Nurlaely menjelaskan, terdapat aturan yang di mana sekolah SMA dengan jumlah siswa lebih kecil dari 60 orang harus ditutup, sementara untuk SMK penutupan dilakukan untuk sekolah dengan jumlah siswa di bawah 45 orang, dan SLB di bawah 15 orang.

"Ada sekolah yang misalnya mengaku jumlah siswanya 45 orang, tetapi ternyata hanya 40 siswa, tapi itu terjadi karena 5 siswa yang lain misalnya menikah. Tetapi ada juga sekolah yang memang sejak awal siswanya hanya 15 orang," urai Irman. Penanganan sekolah akan tergantung seberapa parah pelanggaran yang dilakukan. "Sanksi yang paling berat, sekolah akan kita bekukan," pungkasnya. (Rif/Ant)

Berita terkait
0
Keuntungan dan Kerugian Anies Baswedan Menerima Sunny Tanuwidjaya
Apakah Anies Baswedan akan dapat keuntungan atau justru dapat kerugian dengan dukungan Sunny Tanuwidjaya yang pernah dekat dengan Ahok dan PSI.