Di Balik Simulasi Pasien Corona Kabur di Yogyakarta

Beredar video petugas ber-APD lengkap mencari pasien Corona yang kabur di Yogyakarta. Ternyata itu hanya simulasi. Apa tujuannya?
Petugas ber-APD lengkap dan ambulans dikabarkan mencari pasien yang diduga kabur dari rumah sakit di Yogyakarta. (Foto: screenshot video Instagram)

Yogyakarta - Sempat beredar video viral petugas dengan alat pelindung diri (APD) mencari pasien positif Corona yang kabur dari rumah sakit di Yogyakarta. Video tersebut membuat panik masyarakat. Ternyata video tersebut merupakan simulasi. Berikut tujuan di balik simulasi tersebut.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad menyebut bahwa video yang viral di media sosial dengan narasi sedang mencari pasien diduga positif Coronavirus yang kabur merupakan simulasi. Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat agar tidak berkerumun.

"Memastikan bahwa hal tersebut adalah simulasi yang dilakukan oleh aparat yang bertugas. Tujuannya untuk mengedukasi warga agar tidak berkerumun tanpa mengindahkan protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah," kata Novial saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat, 22 Mei 2020.

Novial mengungkapkan tidak ada pasien corona yang kabur di Yogyakarta. Dalam simulasi tersebut pihaknya memang dengan sengaja tidak memberitahukan terlebih dahulu ke masyarakat. Alasannya untuk melihat respons masyarakat sejauh ini terkait virus Korona.

Hasil simulasi yang dilakukan pada Kamis, 21 Mei 2020 dapat disimpulkan bahwa masih ada kekhawatiran yang tinggi dari masyarakat terhadap Covid-19 di masa pandemi.

Adapun lokasi simulasi di lokasi yang merupakan tempat-tempat yang selama ini sering diadakan edukasi tentang virus Corona. Namun pada kenyataanya masih banyak masyarakat yang berkerumun atau tidak menerapkan physical distancing. 

"Kami melakukan simulasi kedua tempat, yaitu di Godean, Sleman dan Nitikan, Kota Yogyakarta. Selama ini sudah kami edukasi tapi masih saja terjadi kerumunan apa lagi menjelang ramadan," ucapnya.

Sementara terkait viralnya video yang menimbulkan kepanikan itu, Noviar mengaku akan melakukan evaluasi. "Kami akan lakukan evaluasi apakah efektif atau tidak," ujarnya.

Tujuannya untuk mengedukasi warga agar tidak berkerumun tanpa mengindahkan protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah.

Ada yang menarik dari peristiwa simulasi Covid-19 di Yogyakarta yang sempat viral dan menggegerkan jagat media sosial maupun kehidupan sehari-hari. Simulasi tersebut memperlihatkan petugas ber-APD (Alat Pelindung Diri) bersama mobil ambulans itu mencari pasien positif Covid-19 yang diduga kabur dari rumah sakit RSUD Kota Yogyakarta.

Paradoks Simulasi yang Membuat Panik Warga

Wakil ketua gugus tugas Covid-19 DIY Biwara Yuswantana mengatakan banyak paradoks atau sesuatu yang bertentangan dari peristiwa simulasi. Padahal tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar tidak berkerumun di massa pendemi wabah virus corona yang seakan tidak ada apa-apa.

"Sebenarnya ada paradoks dalam kejadian ini. Di satu sisi masyarakat saat ini banyak yang abai dengan protokol kesehatan. Banyak kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan, pasar dan sebagainya. Padahal potensi penyebatan virus itu saat terjadi kerumunan," kata Biwara kepada wartawan, Jumat, 22 Mei 2020.

Perlu diketahui, sangat dimungkinkan bahwa di tempat-tempat keramaian penyebaran virus Corona bisa dibawa oleh Orang Tanpa Gejala (OTG). Di mana orang tersebut terinfeksi namun karena daya tahan tubuhnya kuat sehingga tidak terlihat sakit.

Namun virus tersebut bisa menular ke orang lain yang daya tahan tubuhnya lemah, sehingga rentang tertular. Misalnya adanya klaster Indogrosir. "Ketika disimulasikan ada pemeran OTG yang dikejar-kejar dalam simulasi. Apa yang terjadi? masyarakat jadi heboh," ucapnya.

Simulasi yang dilakulan oleh sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY itu nyata dan ada. Biwara berharap masyarakat sadar akan bahaya penyebaran virus bisa terjadi saat ada kerumunan. Apalagi berkumpulnya tidak menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

Di satu sisi masyarakat saat ini banyak yang abai dengan protokol kesehatan. Banyak kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan, pasar dan sebagainya.

"Sekarang masyarakat sudah mulai jenuh di rumah dan kembali berkerumun di luaran. Itu tidak dilarang. Tapi mereka harus menerapkan perilaku disiplin dengan menjalankan protokol kesehatan," kata dia.

mencari pasien di YogyakartaPetugas ber-APD lengkap dan ambulans dikabarkan mencari pasien yang diduga kabur dari rumah sakit di Yogyakarta. (Foto: screenshot video Instagram)

Diberitakan sebelumnya, beredar video viral di media sosial yang merekam petugas medis lengkap dengan pakaian hazmat sedang mencari pasien positif Corona di Jalan Sorogan, Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Pasien tersebut dikabarkan kabur dan berkeliaran.

Viralnya video tersebut membuat Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Heroe Poerwadi memberikan tanggapan. Setelah video tersebut viral Heroe melakukan pengecekan ke seluruh rumah sakit dan puskesmas terkait informasi kaburnya pasien Corona dan didapati tidak ada satupun pasien yang kabur.

Heroe yang menjabat sebagai Wakil Walikota Yogya telah mengecek RSUD Yogayakarta. Seluruh pasien masih berada di lokasi dan tidak ada yang keluar. Artinya semua pasien terkondisi aman di dalam kamarnya masing-masing.

"Hasil penelusurannya semua rumah sakit di Kota Yogya dan Puskesmas tidak ada yang pasiennya keluar. Dapat di pastikan bahwa jika ada pasien yang keluar dan dikejar oleh petugas yang menggunakan APD bukan merupakan pasien dari RSUD kota jogja," ucap Heroe. []

Baca Juga:

Berita terkait
Viral Video Pasien Diduga Corona Kabur di Yogyakarta
Beredar video diduga pasien Covid-19 di Kota Yogyakarta kabur. Petugas Gugus Tugas setempat sedang menelusuri keberadaan kebenaran video tersebut.
Data 13 Pasien Covid-19 Sembuh Sehari di Yogyakarta
Dalam sehari 13 pasien Corona di Yogyakarta dinyatakan sembuh. Ini merupakan capaian tertinggi selama pandemi di daerah berstatus Istimewa ini.
Yogyakarta Menggeliat Saat Corona Jelang Lebaran
Aktivitas kehidupan di Yogyakarta mulai menggeliat saat pandemi Corona menjelang Lebaran.