Di Balik Bertele-telenya Penentuan Wagub DKI

Ada dua faktor di balik bertele-telenya memilih wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno untuk mendampingi Gubernur Anies Baswedan.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun, usai diskusi di Ibis Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Februari 2020. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Jakarta - Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan ada dua faktor di balik bertele-telenya memilih wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno untuk mendampingi Gubernur Anies Baswedan. Yaitu ego para pemilik partai politik dan kemungkinan terjadi money politic apabila cawagub dipilih langsung oleh DPRD DKI Jakarta.

"Pemilihan di DPRD itu memungkinkan adanya money politic. Itu terekam pada masa orde baru," kata Ubedilah kepada Tagar di Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2020.

Tentang ego pemilik parpol, pria yang akrab disapa Ube ini menilai ada transaksi yang belum selesai antara partai-partai tersebut. "Maka di situ, mengapa lama, bisa jadi belum ada transaksi yang clear di situ, belum deal. Ada transaksional yang belum selesai."

Secara politik ini dibikin mandek. Enggak mungkin mandek sendiri.

Ia mengatakan Gerindra merasa ketar-ketir jika nantinya cawagub berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Karena PKS bisa saja tidak terbendung pada pilkada berikutnya.

"Ego politik dari partai politik DPRD. Mereka khawatir kalau wagubnya dari PKS, maka PKS akan mendapat intensif politik elektoral pada pilkada atau pemilu berikutnya. Maka mereka ada sedikit ego politik untuk tidak terlibat di dalam atau tidak mau mempercepat proses pemilihan itu," kata dia.

Ube mengatakan pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta sengaja diperlambat. "Ya secara politik ini dibikin mandek. Enggak mungkin mandek sendiri, karena politik ini di situ ada aktor. Maka politik bergerak karena ada aktor bergerak, ketika politiknya mandek berarti aktornya tidak bergerak."

Selain itu, lanjutnya, elite partai yang ada di DPRD DKI tidak rela posisi wakil gubernur diberikan kepada politikus PKS Nurmansjah Lubis atau Riza Patria dari Partai Gerindra. "Nah, dari sisi ini saya melihat ada semacam ego politik di lapisan elite DPRD DKI, tidak rela kalau wagubnya diserahkan kepada dua orang ini." []

Baca juga:

Berita terkait
Gerindra Tolak Ada Ahli di Uji Kelayakan Cawagub DKI
Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra menolak adanya keterlibatan ahli dalam uji kelayakan calon wakil gubernur DKI.
Pimpinan DPRD 'Ribut' Soal Pansus Cawagub DKI
Dua pimpinan DRPD DKI Jakarta Mohamad Taufik dan Zita Anjani ribut soal panitia khusus (pansus) pemilihan cawagub DKI.
PKS Ogah Hadir Gerindra Umumkan Cawagub DKI, Kenapa?
Gerindra mengumumkan 2 nama Cawagub DKI Jakarta diklaim telah disepakati dengan PKS. Namun, tak satupun elite PKS datang.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.