Deteksi Kanker Usus Besar dengan Pemeriksaan Berkala

Darah yang samar dalam tinja dapat mengindikasikan kanker usus besar atau polip di usus besaratau rektum.
Ilustrasi kanker usus besar pada wanita. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Kanker menjadi salah satu dari tiga penyakit yang berbahaya di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke.

Dari data Globocan pada tahun 2020 memperlihatkan ada sekitar 396.914 kasus kanker baru di Indonesia dengan angka kematian mencapai 234.511 kematian.

Tes darah tinja (FOBT) adalah test laboratorium yang diperlukan untuk memeriksa sampel tinja untuk darah samar.

Menurut Mayo Clinic, darah yang samar dalam tinja dapat mengindikasikan kanker usus besar atau polip di usus besaratau rektum.

Dokter Spesialis Bedah Digestif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digesif Indonesia (IKABDI), Dr. Nurhayat Usman, Sp B-KBD, FINACS memberikan saran untuk orang yang berusia 50 tahun ke atas melakukan pemeriksaan darah di feses sebagai cara untuk mendeteksi kanker kolorektal.

“Pada pasien yang risikonya menengah atau berusia di atas 50 tahun, maka bisa melakukan screening secara berkala yakni pemeriksaan darah di kotoran (feses),” kata Nurhayat Usman, hari Sabtu, 26 Februari 2022 dalam webinar yang berjudul “Manfaat Deteksi Dini Kanker Usus"

Selain itu, orang-orang yang berusia 50 tahun ke atas perlu mewaspadai beberapa tanda-tanda seperti keluarnya darah dari anus dan diare yang terjadi selama enam pekan terakhir.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker kolorektal atau usus besar yaitu melaui peneropongan usus besar atau biasa disebut kolonoskopi bersekala setiap lima tahun.

Untuk peneropongan secara menyeluruh dilakukan setiap 10 tahun sekali. Radiologi yaitu barium enema setiap lima tahun atau CT colonography setiap lima tahun.

“Mendiagnosa terhadap kewaspadaan yakni bentuknya, kalau pada tumor usus besar itu keluar darah dari anus. Hal ini harus dicurigai apabila terjadi dalam enam pekan terakhir, disertai diare, keluarnya darah tanpa gejala lain pada usia di atas 60 tahun,” ujarnya.

Tanda lainnya yaitu pada bagian perut kanan yang teraba, benjolan di daerah anus dan rektum, perut sering terasa kembung serta penurunan berat badan.

“Tanda paling sering pada usus besar sebelah kanan, teraba adanya benjolan (70 persen), sedangkan yang sebelah kiri benjolannya tidak terlalu teraba (40 persen). Di daerah rektum cenderung muncul perdarahan. Hal inilah harus diwaspadai terhadap gejala-gejala keluar dari anus,” kata Nurhayat.

Data dari Global Cance Observatory (Globocan) tahun 2020 memaparkan, kanker usus besar menempati peringkat kedua kasus kanker pada pria yaitu sebanyak 21.764 kasus (11,9 persen), sementara pada wanita menduduki peringkat keempat yaitu 12.425 kasus (5,8 persen).

Apabila seseorang menemukan tanda-tanda kanker usus besar, Nurhayat menyarankan untuk melakukan pemeriksaan seperti kolonoskopi, rontgen, endoskopi, atau MRI, sesuai hasil dari konsultasi dokter. []

Berita terkait
Kenapa Brokoli Kurangi Risiko Kanker Usus?
Kenapa brokoli kurangi risiko kanker usus? Ini penjelasan ilmiahnya.
Kanker Usus, Penyebab George Toisutta Meninggal
Keluarga besar TNI berduka. Mantan KSAD George Toisutta meninggal pagi ini karena penyakit kanker usus.
Hindari Kanker Usus dan Bahaya Lain Konsumsi Daging
Orang yang mengonsumsi daging secara berlebihan lebih berisiko terkena kanker usus besar. Berikut tips agar aman mengonsumsi daging.
0
Deteksi Kanker Usus Besar dengan Pemeriksaan Berkala
Darah yang samar dalam tinja dapat mengindikasikan kanker usus besar atau polip di usus besaratau rektum.