Desak Taliban Jamin Hak-hak Perempuan dan Anak Perempuan

AS, Uni Eropa dan 19 negara Barat minta para pemimpin Taliban Afghanistan untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak perempuan
Perempuan Afghanistan, Shakila Zareen, korban kekerasan dalam rumah tangga, kini tinggal di Kanada. (Foto: voaindonesia.com/VOA)

Jakarta – Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan 19 negara Barat lainnya, hari Rabu, 18 Agustus 2021, meminta para pemimpin Taliban Afghanistan untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak perempuan, dan menyatakan"sangat khawatir" mengenai hak-hak pendidikan, pekerjaan dan "kebebasan bergerak" mereka.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS sehari setelah Taliban berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan berdasarkan hukum Islam. Janji tersebut merupakan upaya Taliban menghapus kekhawatiran bahwa mereka akan memberlakukan pembatasan kejam pada perempuan, seperti yang mereka lakukan ketika memerintah negara itu sebelum perang.

perempuan afghanistasn bahas kekerasan talibanPara perempuan Afghanistan melakukan pertemuan untuk memrotes pelanggaran HAM oleh rezim Taliban di Kabul, Afghanistan, 2 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

“Perempuan dan anak perempuan Afghanistan, seperti semua orang Afghanistan, layak untuk hidup selamat, aman, dan bermartabat,” kata pernyataan itu.

“Segala bentuk diskriminasi dan pelecehan harus dicegah. Kami di komunitas internasional siap membantu mereka dengan bantuan dan dukungan kemanusiaan, untuk memastikan bahwa suara mereka dapat didengar,” lanjut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

banyak yang meyakiniBanyak yang meyakini kemajuan dalam pemenuhan hak-hak perempuan akan mengalami kemunduran setelah seluruh pasukan AS ditarik dari Afghanistan (Foto: dw.com/id)

Negara-negara tersebut juga mengatakan akan “memantau dengan cermat bagaimana pemerintah di masa mendatang memastikan hak dan kebebasan yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan selama dua puluh tahun terakhir.”

Juru bicara Zabihullah Mujahid kepada wartawan hari Selasa, 17 Agustus 2021, mengatakan pemerintah baru Taliban akan "secara positif berbeda" dari yang memerintah pada 1996-2001, ketika anak perempuan dilarang bersekolah, perempuan dilarang bekerja dan mengadakan kontak dengan laki-laki.

Malala YousafzaiRemaja Pakistan, Malala Yousafzai, yang ditembak dan dilukai oleh Taliban karena mendukung pendidikan anak perempuan, ketika dianugerahi International Children\'s Peace Prize 2013, 6 September 2013 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tanpa rincian, Mujahid mengatakan para pemimpin Taliban “berkomitmen untuk memperbolehkan perempuan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.”

Setelah memerintah negara itu selama lima tahun, Taliban digulingkan oleh invasi pimpinan AS setelah serangan teror 11 September 2001.

Sebagian informasi laporan ini berasal dari Associated Press, Agence France-Presse, dan Reuters (my/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Chile Tampung Aktivis Pembela Hak Perempuan Afghanistan
Chile akan menampung sepuluh keluarga Afghanistan, yaitu para pembela hak-hak perempuan dan keluarga mereka
Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada
Perempuan Afghanistan yang ditembak wajahnya oleh suaminya bicara di hadapan publik di Kanada mengajak dunia memerangi KDRT
Wartawan Perempuan di Afghanistan Ditembak Mati
Malala Maiwand, jurnalis perempuan dan aktivis hak-hak sipil di Afghanistan ditembak mati dalam perjalanana ke kantornya di Jalalabad, Afghanistan