Deodoran dan Penghilang Bau Kaki dari Kulit Salak

Mahasiswa UNY menciptakan deodoran untuk penghilang bau kaki dan kulit kering dari kulit buah salak.
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan deodoran untuk penghilang bau kaki dan kulit kering dari kulit buah salak. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan 2019.

Mereka adalah Aditia Pramudia Sunandar dan Rahmanisa Laila Fitri dari Prodi Pendidikan Biologi, Asmi Aris (Pendidikan Kimia), Muhammad Abdurrahman Mukhlis (Akuntansi) serta Putri Matsya Sabilla (pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).

Rahmanisa Laila Fitri mengatakan, bau kaki dipicu kondisi kaki yang lembab dan bakteri. Keadaan kaki yang tertutup dan suhu yang tinggi atau panas dapat menjadi masalah pada kaki. "Kaki menjadi bau tidak sedap," katanya di Yogyakarta, Jumat 24 Mei 2019.

Dia mengungkapkan, di pasaran memang sudah banyak tersedia penghilang bau kaki; dalam bentuk spray, bedak, dan lainnya. "Namun produk di pasaran harganya mahal dan penggunaan yang tidak efisien," ujarnya.

Atas dasar itu, mereka menciptakan inovasi penghilang bau kaki dari tanaman salak. Ketersediaan tanaman ini yang melimpah menjadi pendorong lahirnya inovasi ini. "Kami menciptakan Cadeo (Salacca Zalacca Deodorant) sebagai obat herbal solusi bau kaki dan kulit kering," katanya.

Baca juga: Inilah Alat Deteksi Longsor Ciptaan Dosen UGM

Aditia menjelaskan, penggunaan kulit buah salak karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan alkaloid. Senyawa flavonoid dikenal sebagai senyawa yang dapat menjadi antibakteri. "Bau kaki muncul karena keringat yang bercampur dengan bakteri pada daerah telapak kaki," ujarnya.

Mahasiswa UNYMahasiswa UNY menunjukkan karyanya, deodorant dari bahan baku kulit salak untuk penghilang bau kaki dan kulit kering. (Foto: Istimewa)

Lantas bagaimana cara membuatnya? Asmi Aris menjelaskan, pertama kulit salak dibuat ekstrak. Caranya kulit salak pondoh dikeringkan selama lima hari lalu direndam dan ditempatkan dalam wadah bertutup aluminium foil selama tiga hari.

Lalu disaring dan menghasilkan filtrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 diberi etanol dan ditutup menggunakan aluminium foil selama dua hari dan dikeringkan. "Ini menghasilkan filtrat 2 dan ampas 2. Kemudian filtrat 1 dan 2 dicampurkan dan dievaporasi dengan vacuum evaporator bersuhu 600 celcius," jelasnya.

Setelah itu, diuapkan dengan waterbath bersuhu sama akhirnya menjadi ekstrak kulit salak pondoh. Ekstrak ini diemulsifikasi dengan tambahan sukrosa, Na Benzoat, peppermint oil, lavender essential oil, mocca oil dan akuades lalu diaduk.

"Jadilah lotion kental yang disimpan dalam suhu kamar selama satu hari. Lotion kental ini ditimbang sebanyak 80 ml dan 150 ml lalu dimasukkan wadah botol. Lotion herbal Cadeo siap dipasarkan," jelasnya.

Menurut Putri, Cadeo didesain cepat kering dan tidak meninggalkan bekas sehingga nyaman ketika digunakan di kaki. Aroma yang ditawarkan adalah lavender, mint, dan mocca.

Dia mengatakan, produk ini dapat digunakan untuk kaki yang beralas kaki maupun tidak "Dengan catatan, saat menggunakan produk, pengguna menunggu spray sampai kering dan merata sebelum memakai alas kaki," tandasnya.

Baca juga: Sabun Mandi dari Minyak Goreng Bekas, Kreasi Mahasiswa UNY


Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.