Densus Tangkap Terduga Teroris Dekat KPU Jateng

Densus 88 Mabes Polri kembali menangkap seseorang yang diduga punya keterkaitan dengan jaringan teroris
Kapolda Jateng Irjen Pol Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Densus 88 Mabes Polri kembali menangkap seseorang yang diduga punya keterkaitan dengan jaringan teroris. Pasukan elit Polri berlogo burung hantu tersebut mengamankan Taufik Teguh Prasetyo (46) warga Jalan Lempongsari II Nomor 516, RT 3 RW 1, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Pria yang bekerja sebagai sekuriti di sekolah terpadu Hidayatullah di kawasan Banyumanik, Kota Semarang ini diciduk polisi pada Selasa 14 Mei 2019 sekitar pukul 04.00 WIB. Ia ditangkap di sekitar Apotek Kimia Farma, kawasan Jalan Veteran, 180 meter sisi timur Kantor KPU Jateng.

"Kalau penangkapannya saya tidak tahu persis, karena saya kerja mulai jam 09.00 WIB. Tapi dari cerita pegawai apotek, benar pada pagi hari ada lima orang hilir mudik mencari keberadaan seorang pria yang tengah beli obat,” beber juru parkir Apotek Kimia Farma, Wawan kepada Tagar, Selasa 14 Mei 2019 malam.

Pihak keluarga Taufik membenarkan penangkapan tersebut. "Diamankan petugas Densus saat membeli obat di Apotek Kimia Farma di Jalan Veteran," tutur keponakan Taufik, bernama Firma saat ditemui di kediamannya.

Firma menceritakan selama ini Taufik tinggal bersama keluarga besarnya di Jalan Lemposari II No 516. Rumah Taufik berada di belakang bangunan utama rumah orangtuanya.

Pagi itu Taufik diketahui bermaksud membelikan obat untuk istrinya. "Om belum sempat santap sahur, keluar rumah untuk beli obat batuk istrinya sekitar pukul 03.30 WIB. Karena dekat rumah, Om naik motor tidak bawa helm, tidak bawa HP juga," kata dia.

Hingga matahari menunjukkan sinarnya, Taufik tak kunjung kembali ke rumah. Pihak keluarga mulai cemas dengan nasib bungsu dari delapan bersaudara itu. Keluarga akhirnya mencari keberadaan ayah tiga anak itu ke sejumlah tempat. Termasuk ke masjid dan lokasi lain yang biasa ia sambangi untuk mengisi pengajian.

Kaget, shock. Saat kami tanya, petugas itu hanya bilang nanti akan diceritakan semua ke istri Om. Dan kemudian istri Om membenarkan kalau suaminya ditangkap Densus

Hingga sekitar pukul 11.00 datang serombongan pria ke rumahnya menggunakan mobil Innova. Para pria berbadan tegap tersebut mengaku sebagai petugas Densus 88 dan mengabarkan jika sang paman telah diamankan oleh kepolisian.

"Kaget, shock. Saat kami tanya, petugas itu hanya bilang nanti akan diceritakan semua ke istri Om. Dan kemudian istri Om membenarkan kalau suaminya ditangkap Densus," ucap dia.

Sosok Panutan

Kakak ipar Taufik, Jasmani (60) belum bisa meyakini adiknya terlibat dalam jaringan teroris. "Saya tahu banget adik saya itu, 30 tahun kumpul bersama. Orangnya baik, tidak pernah neko-neko, hanya bekerja, pulang kerja paling ngajar ngaji untuk anak-anak di sini. Dengan tetangga di sini juga baik, kan dia Ketua RT di sini," beber Jasmani.

Di mata keluarga besarnya, Taufik juga menjadi sosok panutan. Meski anak bontot, ucapan dan perilakunya menjadi contoh bagi orangtua, kakak dan keponakannya. Tidak heran jika kemudian warga sekitar mempercayakan jabatan Ketua RT selama 12 tahun.

"Om Taufik itu baik, sama Mbah (Ibunda Taufik) juga selalu sungkem. Di rumah ini Om seperti penasehat keluarga,” timpal Firma.

Mengenai aktivitas sehari-hari, selain sekuriti, Taufik juga mengajar beladiri di sekolah Hidayatullah. Ia jadi guru ngaji di Masjid Roudlotul Ulum tak jauh dari rumahnya. Bahkan, Taufik juga sering mengisi kultum di Mushola Al Ghofar, yang terletak di Gang Lempongsari I, depan rumah Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Sedangkan di rumah, Taufik dan istrinya, Retno Winarsih membuka jasa menjahit. "Setahu saya Om nggak pernah keluar dari rumah lama. Tidak pernah luar kota maupun terlibat dalam organisasi atau kumpulan yang aneh-aneh," ujar Firma.

Karenanya, Firma dan keluarga hingga saat ini belum percaya dengan apa yang disampaikan Densus 88. "Tapi kami serahkan ke pihak yang berwajib untuk prosesnya, kami ikuti. Semoga yang terbaik," imbuh dia.

Terpisah Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Agus Triatmadja menyampaikan, tidak mengetahui penangkapan tersebut. Ia hanya mengetahui penangkapan yang di Groboban dan Sragen. "Lainnya saya belum tahu, ya ada beberapa daerah, tahunya ya dua daerah itu," tukas dia.

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel membenarkan ada pergerakan Densus 88 di Jateng sejak dua hari lalu. Densus bergerak ke Kudus, Grobogan, Sragen dan Magelang dan meringkus delapan orang terduga teroris.

"Masih dikembangkan lagi. Jumlah (terduga) masih bisa bertambah karena masih dilakukan pengembangan lagi," tandas dia. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.