Denny Siregar: Tsunami di Depan Mata

Situasi sekarang ini mirip jam dinding kehabisan baterai. Jarum jam terdiam. Tidak ada energi untuk menggerakkan. Denny Siregar.
Matahari Department Store. (Foto: Twitter/@Sutopo_PN)

Situasi sekarang ini mirip jam dinding kehabisan baterai. Jarum jam terdiam. Tidak ada energi untuk menggerakkan. Aktivitas berhenti. Pendapatan tidak ada, pengeluaran untuk konsumsi terus berjalan.

Tidak ada yang mau liburan, hotel-hotel tutup dan merumahkan ribuan karyawan. Beberapa pabrik masih produksi, masalahnya barangnya siapa yang mau beli? Situasi yang sama dialami para pedagang yang mengandalkan jualan untuk makan sehari-hari.

Kemarin saya mampir ke mal. Meski masih buka, tapi pengunjung sepi. Karyawan toko bengong, menunggu tokonya tutup sebentar lagi.

Seluruh gerai Matahari Department Store tutup sampai 13 April, kemungkinan diperpanjang. Bayangkan di sana ada 40 ribu karyawan dan 850 pemasok yang pasti akan terhantam.

Perusahaan media terkena juga. Grup Vivanews yang juga membawahi TVOne, belum bisa gaji karyawan. Iklan tidak ada, para pemasang iklan mengurangi pengeluarannya.

Dan situasi ini bukan cuma terjadi di Indonesia, tapi seluruh dunia.

Yang gajian, sekarang mungkin masih selamat. Bulan depan belum tentu ada yang bisa dimakan.

Dan situasi ini bukan cuma terjadi di Indonesia, tapi seluruh dunia. Pemerintah di masing-masing negara sibuk mengeluarkan uang ribuan triliun rupiah untuk memerangi virus, hampir tidak ada cash untuk ekonomi.

Ini situasi yang jauh lebih parah dari krisis ekonomi. Kalau krisis masih ada aktivitas jual beli, tapi wabah ini membuat semua berhenti.

Parahnya, tidak ada yang bisa memperkirakan ini sampai kapan. Analisa statistik bertebaran, tapi mereka juga menghitung dengan keraguan.

Siapa yang mau disalahkan?

Seperti bayi yang mau lahir, perut saat ini mengalami kontraksi keras. Sesudah hancurnya ekonomi, kemungkinan besar akan terjadi gejolak sosial. Beberapa negara sudah gelisah, penduduknya mulai menjarah.

Kalau dulu saat krisis kita diminta untuk mengencangkan ikat pinggang. Saat sekarang, apa yang harus dikencangkan? Pinggang pun bisa saja menghilang.

Sesudah gempa besar corona, tsunami resesi sebentar lagi akan menghantam dunia.

Siap-siap saja. Mudah-mudahan pemerintah kita jauh lebih siap dari sebelum virus menerpa.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Jungkir Balik Corona
Pandemi corona Covid-19 mengjungkirbalikkan dunia. Nyaris tidak ada yang bisa menghindari hal ini. 189 negara terpapar virus ini. Apa selanjutnya?
Lockdown di Amerika Tidak Bikin Hancur Ekonomi
Amerika sedang dihadapkan pada dua pilihan: nyawa manusia atau ketahanan ekonomi. Tulisan seorang WNI yang bekerja di New York, Amerika Serikat.
Dampak Covid-19, Jokowi: UMKM Dapat Stimulus Ekonomi
Presiden Jokowi segera menyiapkan program stimulus ekonomi dan perlindungan sosial untuk pelaku UMKM yang terdampak virus corona Covid-19.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja