Denny Siregar: Riwayat Kadrun di Indonesia

Banyak yang bertanya kepada saya, apa sih, Bang, maksudnya Kadrun itu? Kalau dapat pertanyaan begini, saya pasti ngakak. Denny Siregar.
Ilustrasi - Kadal gurun. (Foto: Pixabay/stratus9000)

Banyak yang bertanya kepada saya, "Apa sih, Bang, maksudnya Kadrun itu?" Kalau dapat pertanyaan begini, saya pasti ngakak. Soalnya lucu. Menyebutkannya saja sudah lucu, apalagi melihat orang-orangnya. Oke, oke, saya pengin serius, mau menjelaskan bagaimana istilah kadrun ini berawal.

Seperti kita tahu sejak reformasi tahun 1998, mendadak di sekeliling kita banyak orang sibuk beragama tapi dengan kekerasan. Mereka bahkan dengan teganya mengucapkan kalimat Tuhan Maha Besar, dengan melakukan perusakan di mana-mana.

Dan ciri mereka rata-rata sama, berpakaian gamis dengan cengkok bicara kearab-araban. Jenggotnya ada yang tebal, ada yang panjang, tapi ada juga yang cuma selembar. Mereka rata-rata fanatik, kurang pintar, dan selalu menganggap dirinya paling benar.

Makin ke sini mereka makin brutal. Apalagi di masa pemerintahan Jokowi, kelompok berbaju agamis ini kelihatan sekali dikendalikan kelompok politik yang di belakangnya ada mafia yang rela mengucurkan dana besar-besaran, untuk menekan pemerintahan melalui aksi massa.

Dan masalah besar lainnya adalah kelompok seperti ini selalu mengatasnamakan umat Islam. Mereka seolah-olah mewakili agama Islam dalam melakukan kerusakan, sehingga nama Islam tercoreng di mana-mana sebagai agama yang bodoh dan barbar, seperti mereka.

Tentu itu membuat banyak orang yang beragama Islam seperti saya tidak sudi disamakan atau berada di satu barisan dengan mereka. Enak saja, kita ini Islam moderat, yang ramah dan menjunjung tinggi Nusantara dengan segala keragamannya. Kita beragama dengan akal, bukan dengan doktrin dari ustaz-ustaz palsu yang penuh kepentingan dan suka mengkapitalisasi kebodohan.

Nah, kelompok orang yang beragama Islam moderat ini mencoba memisahkan mana emas dan mana kotoran. Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang mengklaim agama Islam dan mereka pakai sesuai kepentingan mereka. Dan akhirnya sesudah perdebatan cukup panjang di media sosial dengan nama-nama yang unik untuk mereka, terpilihlah istilah kadrun sebagai sebutan yang ikonik dan mudah diingat.

Kadrun itu singkatan dari Kadal Gurun, seekor kadal yang hidup di Timur Tengah, di padang pasir. Dia selalu bersembunyi di dalam pasir, mengintip-ngintip situasi, dan baru keluar kalau ada nasi bungkus, eh makanan. Mirip kan?

Kita beragama dengan akal, bukan dengan doktrin dari ustaz-ustaz palsu yang penuh kepentingan dan suka mengkapitalisasi kebodohan.

Saya juga baru tahu ternyata oleh orang-orang Arab sendiri, kadal itu dimakan, dagingnya katanya enak meskipun saya pasti geli kalau disuruh mencoba. Dan akhirnya karena banyak kemiripan antara kadal gurun di Arab sana dengan "kadal gurun" yang banyak di sini, akhirnya istilah itu populer.

Dan dengan populernya istilah itu, maka terpisahlah antara agama Islam dengan orang yang memanfaatkan agama Islam untuk kepentingan politik kelompoknya. Seperti waktu pilpres kemarin, di mana sekelompok kadal gurun bisa bermutasi jadi kampret ketika ada maunya.

Stigmatisasi ini sangat penting, karena di banyak negara model-model seperti kadal gurun ini berkembang dan mereka mengatasnamakan Islam. Dan yang mereka lakukan membangkitkan kebencian terhadap agama Islam sehingga muncul istilah Islamphobia. Kebencian banyak orang terhadap kelompok kadal gurun ini akhirnya menimbulkan korban jiwa yang tidak berdosa seperti yang dulu terjadi di Christchurch, Selandia Baru.

Jadi sudah paham kan, kenapa istilah kadal gurun itu harus ada? Ini bukan mengkotak-kotakkan anak bangsa, tapi sebuah simbol penting yang harus dilakukan supaya tidak ada kelompok apa pun yang bisa mengatasnamakan agama yang suci, untuk kepentingan jahat mereka.

Jadi buat Anda yang merasa sebagai kadrun, bertobatlah kawan. Islam itu agama damai, seharusnya menjadi rahmat bagi semesta alam, sesuai apa yang diusung Nabi Muhammad SAW. Jangan pernah memfitnah beliau dengan menampilkan kekerasan mengatasnamakan ajaran yang beliau bawa. Kalau itu yang kalian lakukan, catat ya, saya dan banyak orang yang beragama Islam lainnya akan melawan kalian.

Karena kalian harus dilawan, kalau kalian berkembang kalian akan membawa kehancuran untuk negeri tercinta ini yang didirikan dengan keragaman dalam simbol Bhinneka Tunggal Ika.

Kalau sudah paham, mari seruput kopinya. 

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Isu Kadrun, Andre Rosiade Geram Atas Sikap Arief Poyuono
Isu PKI kadrun Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade geram melihat sikap dan tindakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono rendahkan partai
Arief Poyuono Siap Jelaskan PKI dan Kadrun ke Prabowo
Meski Arief Poyuono enggan menghadiri mahkamah partai, ia siap menjelaskan pernyataanya soal PKI dan kadrun kepada bosnya, Prabowo Subianto.
Arief Poyuono Sebut Isu Jokowi PKI Dimunculkan Kadrun
Waketum Gerindra Arief Poyuono berpendapat, menyeruaknya isu Partai Komunis Indonesia (PKI) diembuskan kadrun yang mendelegitimasi Presiden Jokowi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.