Denny Siregar: Isu PKI yang Sepi Tahun Ini

Sudah tanggal 30 dan sampai sekarang tidak lagi terdengar teriakan PKI. Tulisan opini Denny Siregar.
Petugas membersihkan pelataran Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu, 29 September 2019. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Sudah tanggal 30 dan sampai sekarang tidak lagi terdengar teriakan PKI.

Situasi ini berbeda dengan satu dua tahun lalu, di mana setiap akhir bulan September, ketakutan terhadap komunisme disembur-semburkan. Masa-masa itu semua orang yang berseberangan dengan mereka dituduh komunis.

Bahkan tuduhan komunis itu juga ditudingkan kepada Presiden Jokowi dan keluarganya. Sampai muncul buku "Jokowi undercover" berisi fitnahan serius yang membuat pengarangnya akhirnya gantungan di terali sel.

Saya jadi ingat, ada seorang Jenderal Purnawirawan berinisial K, yang bilang ada 15 juta orang komunis yang membuat markas di satu tempat. Wartawan kemudian ke sana untuk mengecek dan yang ketemu hanya bangunan tua yang sudah lama tidak dihuni. Mungkin si Jenderal itu melihat jin dengan lambang palu arit di jidat mereka dan hanya dia yang bisa melihatnya

Bahkan di 2018, seorang mantan Panglima TNI mendadak serasa punya tugas khusus berkeliling ke kampus-kampus untuk memberitahukan para mahasiswa bahayanya komunisme. Bukan itu saja, dia juga ribut sendiri supaya film G30S/PKI yang gambarnya udah burem itu, diputar ulang. Bahkan dalam bentuk nobar, nonton bareng.

Tidak ada lagi yang berteriak PKI, komunis dan segala hal yang berbau peristiwa tahun 65 itu. Mungkin sudah tidak laku karena tidak ada Pilpres lagi.

Mendadak semua itu sepi.

Tidak ada lagi yang berteriak PKI, komunis dan segala hal yang berbau peristiwa tahun 65 itu. Mungkin sudah tidak laku karena tidak ada Pilpres lagi. Padahal dulu, sesudah ada isu PKI, muncullah anak mantan Presiden yang dikenal sebagai "pemberantas komunisme" pada zamannya.

Seperti sudah di-setting promonya sejak awal.

Tahun ini kita bisa sedikit tenang. Cuma memang hiburan agak berkurang. Karena biasanya isu PKI itu selalu memunculkan narasi dari mereka yang wawasannya kurang. Dan narasi mereka lucu-lucu. Ada yang beli-beli bendera sendiri, bakar-bakar sendiri, terus maki-maki sendiri. Mereka onani tapi tidak pernah ejakulasi.

Yah, mungkin kita diminta istirahat sejenak dari lawakan mereka. Apalagi mereka sedang bermutasi dari kampret menjadi kadal gurun dan itu membutuhkan proses yang agak lama membuka topengnya.

Padahal kalau singkatan PKI itu, sebenarnya merujuk juga ke mereka. Partai Kampret Ingusan atau Perkumpulan Kadalgurun Imut-imut juga bisa..

Yang jelas bagiku, PKI itu Pecinta Kopi Indonesia.

Seruput ah.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Lima Tempat Bersejarah Saksi Kekejaman G30S/PKI
Setiap tanggal 30 September pasti menyimpan memori rakyat Indonesia atas salah satu peristiwa mengenaskan yang tercatat dalam sejarah bangsa.
Fakta-fakta Film G30S/PKI
Film G30S/PKI digarap Perum Produksi Film Negara (PPFN) tahun 1984 ini disutradari dan ditulis oleh Arifin C Noer.
Ade Irma Suryani Nasution, Korban Keganasan G30S/PKI
Pasukan penculik Cakrabirawa G30S/PKI memberondong senjata laras panjang menewaskan Ade Irma Suryani Nasution.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina