Denny Siregar: Annisa Pohan Gak Usah Main Twitter Deh

Annisa Pohan jangan main Twitter deh kalau masih baper. Percayalah, kamu enggak akan kuat. Biar itu urusan keluarga Jokowi saja. Denny Siregar.
Annisa Pohan, Agus Harimurti, Almira Tunggadewi. (Foto: Instagram/@annisayudhoyono)

Saya sempat kaget juga sih waktu dikirimi teman, potongan twitnya Annisa Pohan, istri Agus Harimurti, anak Susilo Bambang Yudhoyono, mantan presiden. Annisa marah dan mengadu ke Jokowi, karena merasa anaknya saya bully. Saya ingat-ingat lagi, di mana saya pernah bully anak mereka ya?

Oh ternyata itu berkaitan dengan twit saya yang menyoroti berita surat terbuka putri Agus Harimurti, yang meminta Jokowi untuk lockdown.

Saya jelas ketawa lah, padahal di situ saya tidak sedang mem-bully seorang anak. Meskipun saya juga heran, kok bisa ya anak usia 11 tahun paham tentang konsep lockdown.

Yang saya paham, sejak awal Demokrat adalah partai yang mendukung lockdown, pada saat Jokowi sedang mencari cara bagaimana agar masalah wabah tidak mengganggu perekonomian negara. Dan itu disampaikan langsung oleh Agus Harimurti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru. 

Bahkan sebelumnya, SBY yang mantan presiden dan pendiri Partai Demokrat, sudah sibuk dengan narasai supaya Indonesia lockdown mengikuti jejak banyak negara yang sudah melakukan hal yang sama seperti Singapura dan India.

Meski akhirnya suara SBY pun berusaha lebih lembut, dengan mendukung kebijakan Jokowi tidak melakukan lockdown di negeri ini. Biasalah SBY, dia bisa saja main di dua kaki. Tapi sikap Partai Demokrat masih jelas tetap menyuarakan lockdown.

Sudah dapat gambaran besarnya?

Annisa PohanAnnisa Pohan, Agus Harimurti, Almira Tunggadewi. (Foto: Instagram/@annisayudhoyono)

Ingat pada waktu awal heboh virus di Indonesia, Wali Kota Tegal memberlakukan lockdown kota sepihak tanpa berkoordinasi dengan pusat. Ia menutup jalan-jalan di Kota Tegal dengan beton untuk menghalangi kendaraan keluar masuk. Tentu saja ini membuat kerjaan pusat menjadi lebih rumit dalam penanganan wabah, karena ada pemerintah daerah yang berjalan sendiri-sendiri.

Dan siapa pengusung Wali Kota Tegal pada waktu Pilkada lalu? Partai Demokrat. Wali Kota Tegal juga pernah menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat di Brebes.

Di Malang juga sempat sama, ada seruan lockdown dari Wali Kota Malang. Meski akhirnya diralat, karena menurut Wali Kota Malang, "Lockdown adalah urusan Presiden." Dan di partai mana Wali Kota Malang berada? Demokrat lagi.

Begitu juga seruan awal Gubernur Papua, yang Ketua Demokrat. Awalnya sibuk menyuarakan lockdown meski akhirnya belakangan hari diralat.

Jadi akhirnya kita bisa menyimpulkan, narasi lockdown itu tidak bekerja secara acak, tetapi dibangun lewat kendaraan partai dan dieksekusi oleh pemerintah daerah yang berada dalam satu kendaraan.

Tapi saya harus maklum sih, karena Demokrat butuh suara. Suara Demokrat terus jatuh berkeping-keping dari masa kejayaannya di tahun 2009. Dulu Demokrat sempat punya suara nasional 20 persen. Kemudian tahun 2014 turun jadi 10 persen. Dan tahun 2019 mereka cuma dapat 7 persen suara. 

Demokrat yang dulu jaya, sekarang hanya menempati posisi ke-7 dari 8 partai yang lolos ke Senayan. Sedikit di atas PAN yang hampir gagal, tapi di bawah PKS yang dulu jadi mitra terdekat mereka.

Dan untuk menaikkan suara, Demokrat butuh momentum supaya orang melirik kembali kepada mereka. Saat wabah inilah, Demokrat memainkan strategi lockdown untuk meraih simpati supaya partainya tidak hilang saat Pemilu 2024 nanti. Wusss.

Berdasarkan gambar besar itulah saya membuat twit.

Annisa PohanAnnisa Pohan, Agus Harimurti, Almira Tunggadewi. (Foto: Instagram/@annisayudhoyono)

Sudah dapat gambaran besarnya? Yang lucu, Demokrat ini sebenarnya juga tidak begitu percaya dengan konsep lockdown. Buktinya saat wabah, mereka malah menggelar kongres dan mengumpulkan banyak orang di satu tempat. Dan hasilnya, Bupati Karawang kader Demokrat yang ikut kongres itu, tertular virus.

Jadi Demokrat itu bisa dibilang partai yang lain di bibir, lain di hati.

Berdasarkan gambar besar itulah saya membuat twit yang poinnya, Bapak yaitu SBY sudah bilang lockdown, anak yaitu AHY juga sudah teriak lockdown. Karena kurang didengar dan tidak berhasil, maka cucu pun menulis lockdown. Bahkan kalau ada cicit, cicitnya pun mendadak jago bicara lockdown.

Ini sebenarnya penggambaran bahwa narasa lockdown untuk meraih suara supaya Demokrat mendapat simpati publik, memang terus dikeluarkan. Supaya Demokrat tampak sebagai partai yang peduli terhadap kesehatan warga. 

Jadi tidak fokus pada anaknya saja, meski terus terang saya masih kurang percaya anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, eh maksudnya anak sekecil itu bisa dengan jelas paham dengan konsep lockdown. Pasti ada yang bisikin.

Cuma Annisa Pohan, sebagai ibu kandung, baper. Merasa si anak kesayangan diserang. Annisa memang tidak paham politik, jadi wajar dia bereaksi sesuai naluri. Meski saya juga bingung, ngapain ya mengadu ke Jokowi?

Annisa Pohan, mending jangan main Twitter deh kalau masih baper. Twitter itu ganas, apalagi keluargamu keluarga politik. Sindiran, ejekan, bully-an biasa di situ. Di sana tarung bebas, bukan media sosial khusus masak-memasak. 

Lebih fokus jadi ibu rumah tangga saja. Jauhi media sosial, apalagi bawa anak ke dalam pusaran politik. Percayalah, kamu enggak akan kuat. Biar itu urusan keluarga Jokowi saja. Mental keluarga mereka, mental baja. Jangankan disindir atau di-bully, mereka dihina PKI saja masih bisa ketawa-ketawa.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Tak Kuat Jalani Lockdown, Remaja di Inggris Bunuh Diri
Remaja perempuan memutuskan bunuh diri lantaran tak kuat menjalani masa karantina atau lockdown di Inggris.
Pemerintah Irlandia akan Longgarkan Lockdown
Pemerintah Irlandia mengumumkan akan melonggarkan pembatasan sosial dan membuka kembali perekonomian secara bertahap.
India Perpanjang Lockdown Dua Minggu
Pemerintah India memperpanjang masa penguncian atau lockdown yang berakhir 4 Mei, selama dua minggu.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.