Denny Siregar: Anak-anak dan Bendera Hitam Putih

Teganya orang tua kalian mendoktrin kalian seperti ini. Kalian sejak kecil hanya tahu dua warna, kalau tidak hitam ya putih saja. Denny Siregar.
Foto anak-anak dengan bendera hitam putih bertuliskan kalimat tauhid. Foto ini viral di media sosial. (Foto: Facebook/Denny Siregar)

Sebuah foto memperlihatkan anak-anak dengan bendera hitam putih bertulisakan kalimat tauhid. Foto tersebut viral di media sosial. Pegiat media sosial Denny Siregar membuat catatan tentang foto tersebut dengan judul 'Adik-adikku Calon Teroris yang Abang Sayang'. Berikut ini catatan Denny Siregar selengkapnya.

Adikku sayang.

Abang kasihan sama kalian. Teganya orang tua kalian mendoktrin kalian seperti ini. Hilang masa kecil kalian yang seharusnya berwarna. Kalian sejak kecil hanya tahu dua warna, kalau tidak hitam ya putih saja.

Tahu enggak, Dik. Masa kecil abang dulu sangat bahagia. Abang main kejar-kejaran, main layang-layang. Abang dulu kecil penuh dengan permainan. Ada petak umpet, main gundu, galah asin. Teman abang yang perempuan main karet gelang, main congklak, wuih nikmatnya masa kecil kami.

Dan karena kami kaya dengan semua permainan itu, abang tumbuh jadi orang yang kreatif, bergaul dengan semua orang tanpa kenal dia siapa, agamanya apa, dari suku mana. Bagi abang dulu semua sama, kami anak kecil yang bahagia yang kadang jotakan, tapi cepat baikan.

Indah, kan, Dik?

Dan lihatlah diri kalian sekarang. Coba pandangi foto kalian. Menyedihkan, bukan? Sibuk dengan bendera-bendera yang kalian juga enggak tahu artinya apa. Sibuk dengan simbol-simbol yang kalian juga enggak tahu maknanya. Wajah kalian kusam, enggak ada cahaya kegembiraan seperti anak kecil umumnya.

Cium sayang abang untukmu, Dik. Abang doakan kalian ketika dewasa, melawan semua doktrin yang sekarang dipaksakan kepada kalian.

Foto Anak ViralFoto anak-anak dengan bendera hitam putih bertuliskan kalimat tauhid. Foto ini viral di media sosial. (Foto: Facebook/Denny Siregar)

Abang kasihan sama kalian. Lebih kasihan lagi sama orang tua kalian, yang dengan teganya mengumpankan kalian kepada ustaz-ustaz jahil, bodoh, goblok, dan terkadang jadi predator. Orang tua kalian yang tanpa sadar menjadikan kalian mesin penghancur, tanpa perasaan, eksklusif, fanatik, dan sudah pasti bodoh dan tidak mudah bergaul dengan siapa saja.

Mereka yang merasa bangga, bukan kalian. Kalian hanya korban, adik-adikku sayang. Korban dari kebodohan orang tua kalian, yang dulu waktu kecil sebenarnya kaya dengan permainan anak-anak. Tapi mereka mungkin selalu jadi pecundang, sehingga tidak punya kebanggaan diri dan mencari eksistensi lewat simbol-simbol kebanggaan semu yang miskin arti.

Kelak ketika kalian dewasa dan tumbuh jadi pribadi mengerikan yang ingin merusak ketahanan negeri ini, maafkan abang, Dik. Anak-anak abang sudah dilatih untuk melawan kalian. Anak-anak abang sudah abang didik untuk mencintai negeri ini dan siap membelanya sampai titik penghabisan.

Mungkin kelak kalian akan berhadapan dengan anak-anak abang. Dan itu bisa jadi takdir kalian bertemu di simpang jalan. Bukan, bukan abang jahat. Tapi supaya ideologi kalian tidak berkembang dan merusak semua tatanan yang dibangun pendiri bangsa ini untuk hidup damai dalam keragaman.

Cium sayang abang untukmu, Dik. Abang doakan kalian ketika dewasa, melawan semua doktrin yang sekarang dipaksakan kepada kalian.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca opini lain:

Berita terkait
Kasus Aceh: Cut Fitri Islam ke Kristen, Kenapa Marah
Cut Fitri Handayani di Aceh, dari Islam pindah Kristen, keluarga marah, ada kelompok memaksa Fitri balik ke Islam, pemuka agama mengecam. Kenapa.
Fenomena Injil Bahasa Minang dan Lagu Anak Benci Islam
Setelah Injil terjemahan bahasa Minang dipersoalkan, kemudian muncul anggapan tentang lagu-lagu anak mengajarkan anak membenci Islam. Ada apa.
Injil Bahasa Minang dan Gejala Inferiority Complex
Masalah Injil berbahasa Minang itu lebih menunjukkan gejala inferiority complex, kelompok mayoritas yang terus merasa terancam kelompok minoritas.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.