Kenapa banyak investasi tidak berkembang di Indonesia? Salah satunya adalah masalah PUNGLI. Untuk bikin pabrik di sebuah daerah misalnya, butuh waktu sampai ratusan hari dengan biaya mahal karena di setiap meja harus ada uang sebagai pelicin. Belum lagi uang untuk ormas dan LSM di daerah.
Sedangkan di Vietnam misalnya, cukup waktu beberapa hari dengan biaya minimal, karena semua urusan perizinan ada di pusat dengan model online dan transparan. Itulah kenapa banyak investasi pindah ke sana.
Omnibus Law sering disebut sebagai UU sapu jagat. Dengan Omnibus Law, ratusan peraturan daerah masalah perizinan diberangus dan dimasukkan dalam satu wadah. Akibatnya, kas pemerintah daerah - terutama oknum-oknum yang bermain - jadi kering kerontang.
Itulah kenapa ada beberapa kepala daerah yang marah dan membiarkan bahkan memfasilitasi demo. Periuk nasi mereka terancam hilang.
Yang ngamuk dan demo itu sebenarnya tidak paham tujuan besar ini.
Baca juga: Omnibus Law di Beberapa Negara Selain Indonesia
Jokowi memang berani memunculkan Omnibus Law ini dengan segala risikonya.
Tujuan dia jelas, supaya investasi berkembang dan rakyat bisa mendapat pekerjaan. Kalau sebuah pabrik dibangun di daerah, bukan hanya menyerap karyawan, tapi ekosistem usaha di sekitarnya juga terbangun seperti warung makan. Ekonomi akan terangkat dan tidak ada lagi daerah miskin kelak.
Yang ngamuk dan demo itu sebenarnya tidak paham tujuan besar ini. Mereka ditakut-takuti oleh kepentingan politik demi perut sebagian kecil golongan. Padahal Omnibus Law ini justru dibuat untuk mensejahterakan rakyat.
Inilah bagian dari perang REVOLUSI MENTAL.
Mengubah kebiasaan buruk itu tidak mudah dan menyakitkan. Tapi harus berubah, kalau kita ingin menjadi negara besar ke depan.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi