Demokrat Sultra Tolak Wacana Penggantian SBY

DPD Partai Demokrat Sultra menyatakan menolak wacana KLB Partai Demokrat dengan tegas yang berniat mengganti SBY.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Singapura, menyampaikan kabar bahwa istrinya, Ani Yudhoyono sedang sakit kanker darah dan dirawat di National University Hospital di Singapura, Rabu 13 Februari 2019. (Foto: Screenshot Video)

Jakarta - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan menolak wacana Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat dengan tegas. Wacana dari politisi senior yang tergabung di Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) itu berniat mengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ketua DPD Demokrat Sultra Muh Endang mengatakan sampai saat ini DPD Demokrat Sultra dan jajaran Demokrat se-Sultra masih konsisten mendukung SBY. Presiden ke-6 RI itu memperlihatkan dan mengajarkan kepemimpinan partai yang demokratis dan selalu mendengarkan masukan-masukan dari kader.

Harusnya itu yang menjadi fokus kita, menatap seperti apa persiapan kita menghadapi pilkada 2020, sehingga kita bisa memenangi pilkada sebanyak banyaknya.

"Tidak ada alasan untuk tidak mendukung SBY meneruskan kepemimpinannya di partai ini, sehingga tidak setuju dengan wacana yang muncul saat ini," katanya di Kendari, Minggu 16 Juni 2019, dilansir dari Antara.

Aspirasi yang disuarakan oleh sebagian senior Demokrat itu, menurut Endang, adalah cara kurang elok dan tidak memberikan contoh dan pendidikan politik yang baik terhadap partai. Padahal fokus Partai Demokrat saat ini adalah meningkatkan solidaritas dan soliditas dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020.

"Harusnya itu yang menjadi fokus kita, menatap seperti apa persiapan kita menghadapi pilkada 2020, sehingga kita bisa memenangi pilkada sebanyak banyaknya," katanya.

Siapa Pengganti SBY Paling Tepat?

Sebagaimana berita sebelumnya, sejumlah politisi senior Partai Demokrat di GMPPD mewacanakan KLB karena partai yang dipimpin SBY tersebut hanya meraih sekitar 7 persen suara. Mereka adalah Max Sopacua, Ahmad Mubarok, Ahmad Jaya, Ishak, dan sejumlah tokoh senior lain.

Secara normal Kongres Demokrat baru akan dilaksanakan 2020 nanti. Namun GMPPD menilai perlunya mempercepat kongres melalui KLB untuk menyelamatkan partai.

Menurut Max, apabila KLB dilaksanakan, posisi ketua umum Demokrat dapat diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku putra SBY. AHY telah terbukti memiliki kemampuan. []

Baca juga:

Berita terkait