Demokrat: Gatot Nurmantyo Standar Etika Tinggi, Tidak Seperti Moeldoko

Pengakuan Gatot Nurmantyo bahwa ia ditawari jadi Ketua Umum Partai Demokrat seperti Moeldoko, tapi menolak, membuat kagum kader Partai Demokrat.
Gatot Nurmantyo dan Moeldoko. (Foto: Tagar/DiviaNews/BeritaSatu)

Jakarta - Gatot Nurmantyo, Moeldoko, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Agus Harimurti Yudhoyono, sama-sama berangkat dari militer sebelum akhirnya masuk dalam politik praktis. Gatot mengaku ada yang menawarinya jadi Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Yudhoyono. Gatot tidak mau karena ingat budi baik SBY ketika jadi Presiden RI mengangkatnya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. 

Herzaky Mahendra, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, berkata kepada wartawan, bahwa Gatot Nurmantyo memiliki standar etika tinggi dengan sikapnya tersebut, tidak seperti Moeldoko yang bersedia menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara menggulingkan Agus Yudhoyono lewat kongres luar biasa ilegal di Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Kami mengapresiasi dan merasa bersyukur ada seorang purnawirawan bintang empat juga yang masih memiliki standar moral, etika yang tinggi. Sesuatu yang sepertinya langka di Indonesia hari-hari ini," kata Herzaky Mahendra, Minggu, 7 Maret 2021.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, kata Herzaky, selalu mengingatkan bahwa moral, etika, bertindak sesuai kepatutan merupakan pedoman bagi kader Demokrat. 

Ia berharap semakin banyak tokoh yang menyuarakan pandangannya seperti Gatot. "Agar publik benar-benar tahu masih ada harapan menemukan keteladanan dalam sosok-sosok pejabat negara maupun mantan pejabat negara."

Sesuatu yang sepertinya langka di Indonesia hari-hari ini.

Partai Demokrat tren elektabilitasnya meningkat, kata Herzaky, capaian dalam Pilkada 2020 juga baik, apresiasi masyarakat terus mengalir, faktor-faktor yang membuat partainya ini diperebutkan banyak pihak. Ia menggambarkan Partai Demokrat, "Bagaikan buah ranum yang menarik perhatian para pihak yang ingin menempuh jalan pintas dalam meraih kekuasaan politik."

Garong politik, sebutan Herzaky bagi orang-orang termasuk Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang memaksakan kongres luar biasa tidak sesuai aturan di Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Sosok seorang pejabat negara yang seharusnya memiliki kompas moral tinggi, ternyata menunjukkan perilaku sebaliknya. Ini membuat kita kaget, khawatir, ternyata memiliki jabatan dan pangkat tinggi tidak berarti memiliki jiwa kesatria dan moralitas tinggi," kata Herzaky tentang Moeldoko.

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo mengunggah video di akun Instagramnya, menceritakan pengalaman ditemui pihak yang menawarinya jadi Ketua Umum Partai Demokrat. Gatot berkata dalam video, "Saya terima kasih, tapi moral etika saya tidak bisa menerima itu." []


Berita terkait
Alasan Moeldoko Mau Jadi Ketua Umum Partai Demokrat
Alasan Moeldoko mau jadi Ketua Umum Partai Demokrat walau harus berhadapan dengan Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono.
AHY: Moeldoko Tidak Kesatria, Kami Tempuh Jalur Pengadilan
Agus Yudhoyono bilang Moeldoko prajurit tidak kesatria, bilang tidak tahu apa-apa, tahu-tahu bersedia dijadikan Ketua Umum Partai Demokrat.
Gatot Nurmantyo Tidak Tega kepada SBY, tapi Tega kepada Jokowi
Gatot Nurmantyo mengaku ditawari jadi Ketua Umum Partai Demokrat seperti Moeldoko, langsung menolak, ingat budi baik SBY pernah menjadikannya KSAD.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.