Demo Lagi, Kantor Polisi Hong Kong Dilempar Bom Molotov

Hong Kong kembali diwarnai aksi demo menentang RUU Ekstradisi. Minggu 20 Oktober, demontrans menyerang kantor polisi dengan melempar bom molotov
Penumpang mengantri konter check-in saat bandara dibuka kembali sehari setelah aktivitas penerbangan dihentikan akibat protes di Bandara Internasional Hong Kong, China, Selasa, 13 Agustus 2019. (Foto: Antara/Reuters/Issei Kato)

Jakarta - Aksi demo menentang RUU Ekstradisi di Hong Kong masih memanas. Minggu lalu, 20 Oktober 2020, para demonstrans melemparkan bom molotov ke sebuah kantor polisi. Meskipun polisi memberlakukan larangan demo di area publik, tak menyulutkan semangat demontrans melakukan aksi long march.

Tsim Sha Tsui, salah seorang polisi yang berjaga di pos itu kemudian menembakkan gas air mata ke arah para demonstrans. Sementara beberapa polisi tampak berusaha memadamkan api yang sempat membakar bagian depan pos. Tak lama, api berhasil dipadamkan.

Sebuah truk water canon menembakkan semburan cairan biru ke arah demonstrans yang membuat mereka berlarian ke arah masjid tak jauh dari lokasi kejadian. Seperti diberitakan dari BBC News, Minggu, 30 Oktober 2019, polisi menyebutkan bahwa mereka sebenarnya tidak bermaksud untuk menyerang masjid. "Masjid bukan target polisi, dan petugas juga sudah minta maaf dan membantu membersihkan masjid yang kotor oleh cairan biru," kata pengurus masjid.

Tak hanya pos polisi saja yang menjadi sasaran. Para demonstrans juga melakukan aksi anarkis dengan merusak toko, kantor bank, gerai ponsel Xiomi di daerah Mong Kok. Aksi demo yang anarkis ini juga merupakan buntut dari penyerangan terhadap pemimpin pro demokrasi, Jim Sham yang membuat ia dirawat di rumah sakit. Sabtu lalu, 19 Oktober 2019, seorang pria yang menyebarkan selebaran pro demokrasi kena tusuk orang tak dikenal.

Meskipun jumlah demonstrans yang ikut tidak sebanyak minggu-minggu lalu, aksi yang telah berlangsung lebih dari empat bulan ini tetap merepotkan aparat keamanan. Pimpinan aksi demo mengkalim demonstransi minggu ini diikuti sekitar 350 ribu orang.

Daniel Yeung, seorang pendmo mengatakan warga Hong Kong tidak akan mudah menyerah dan berhenti melakukan aksi demontransi sampai haknya dipenuhi. "Jumlah demonstran melebihi harapan saya. Ini menunjukkan para demonstran tak akan pernah berhenti berjuang," jelasnya.

Berita terkait
Aktivis Hong Kong Ancam Gelar Demo Lebih Besar
Aksi unjuk rasa menentang RUU Ekstradisi bakal digelar lagi. Para demonstran Hong Kong mengancam akan mengerahkan masa lebih besar lagi
Polisi Hong Kong Temukan Bom Rakitan Saat Aksi Demo
Polisi menemukan bom rakitan yang dikendalikan dari jarak jauh pada aksi unjuk rasa di Hong Kong pada Minggu, 13 Oktober 2019.
Demo, Orang Kaya di Hong Kong Siap Kabur ke Luar Negeri
Kerusahan yang dipicu penolakan RUU Ekstradisi memicu kekhawatiran orang kaya di Hong Kong. Mereka siap kabur ke luar negeri memburu visa emas.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura