Medan - Ribuan massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) sempat bertahan di kantor Bawaslu Sumatera Utara hingga pukul 21.30 WIB.
"Jangan ada yang bubar, kita masih menunggu keputusan dari presidium aksi. Kita salat Isya dan tarawih bersama di sini," ujar panitia aksi dari mobil komando.
Selain melaksanakan salat bersama di sekitaran bundaran Tugu Adipura Medan, konsentrasi massa meluber dari Jalan Haji Adam Malik hingga ke Jalan Amir Hamzah Medan.
Sebelumnya, massa aksi diperintahkan untuk membersihkan sampah di sekitaran Tugu Adipura Medan. Tampak sebagian massa bergegas membersihkan sampah-sampah berserakan di depan kantor Bawaslu dan di sekitaran massa ada beberapa titik api yang sengaja dihidupkan pengunjuk rasa.
"Kita tidak sama dengan massa yang aksi di sebelah sana. Segera bersihkan sampah-sampah itu," perintah seseorang dari mobil komando.
Usai salat, massa kembali bergantian berorasi. Salah seorang orator membakar semangat peserta aksi menyebut Jakarta dan Sumatera Utara sebagai barometer aksi di Indonesia hingga harus bertahan.
"Allahuakbar, takbir selain Jakarta, Sumatera Utara adalah barometer aksi di Indonesia. Kita dituduh makar, apabila terus menerus dituduh makar, hal itu bisa saja terjadi," ujar Ketua Presidium GNKR Sumut Rabualam Syahputra yang mengaku bahwa dirinya salah seorang aktivis pada tahun 1998 yang ikut melengserkan penguasa orde baru Soeharto.
Mengikuti komando aksi, teriakan turunkan Jokowi dilakukan massa secara bersama-sama.
"Kalau diperintahkan dari Jakarta mainkan Kota Medan maka kita siap mainkan. Siap. Siap satu komando. Siap jadikan Kota Medan sebagai pemantik Nusantara. Siap jadikan reformasi jilid 2," teriaknya.
Bubar dan Janji Turun 50 Ribu Massa
Rabualam meminta massa yang ikut melakukan aksi untuk kembali bersama mahasiswa dan puluhan ribu peserta yang akan melakukan aksi pada Kamis 23 Mei 2019.
"Malam ini kita diperintahkan dari Jakarta untuk bubar, besok kita kembali dengan massa yang lebih besar lagi. 50.000 orang," katanya.
Usai melakukan aksi sekitar pukul 22.00 WIB massa membubarkan diri. Namun, pasukan terdiri dari TNI dan Polri masih terus berjaga.
Sebelumnya, Kapolresta Medan Kombes Dadang Hartanto dan Dandim 0201/BS Kolonel (Inf) Yuda Rismansyah menemui koordinator aksi guna mencapai kesepakatan waktu untuk melakukan aksi. Bahkan, Dadang dan Yuda tampak ikut salat bersama peserta aksi.
"Iya ini waktunya sudah lewat. Tadi kita negoisasi kesepakatan waktu. Kasihan orang-orang yang ingin melintas dari jalan ini terganggu," singkat Dadang Hartanto menjawab pertanyaan sejumlah wartawan. []
Baca juga: