Jakarta - Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli menyebut demonstrasi yang berujung rusuh di negaranya mengakibatkan 731 bank dan 140 kantor pemerintah dibakar, seperti dilansir Antara.
Dalam pernyataan yang dipublikasi Kantor Berita IRNA, Rabu, 27 November 2019, lebih dari 50 markas pasukan keamanan diserang dan sekitar 70 stasiun pengisian bensin umum (SPBU) juga dibakar.
Rahmani Fazli juga mengatakan hingga 200 ribu orang terlibat dalam kerusuhan yang meletus sejak 15 November pascapengumuman kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, Amnesti Internasional yang bermarkas di London menyebutkan pada Senin, 25 November 2019, pihaknya mencatat sedikitnya 143 pengunjuk rasa tewas dalam aksi protes.
Diketahui, kerusuhan anti-pemerintah ini merupakan yang terparah di Iran sejak pihak berwenang berhasil meredam demonstrasi Revolusi Hijau terhadap kecurangan pemilu pada 2009.
Namun, pemerintah Iran membantah catatan Amnesti terkait jumlah korban tewas. Pemerintah mennyebut korban hanya beberapa orang saja, termasuk anggota pasukan keamanan, dan lebih dari 1.000 orang ditangkap.
Pusat HAM Iran, kelompok advokasi yang berbasis di New York, melaporkan jumlah penangkapan kemungkinan hampir mencapai 4.000.
Aksi protes ini muncul karena dipicu sanksi AS terhadap Iran diberlakukan tahun ini. Akibatnya pemerintah harus memangkas hampir seluruh ekspor minyak. []