Demi Lima Anak, Janda Asal Siantar Ini Pagi Bersihkan Parit, Siang Jualan Peci

Fauziah Harahap tak pantang menyerah. Wanita asal Pematangsiantar ini melakukan beberapa pekerjaan setiap harinya.
Fauziah Harahap sedang menawarkan peci kepada pembeli. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar - Demi menghidupi dan menyekolahkan lima anaknya, Fauziah Harahap tak pantang menyerah. Wanita asal Pematangsiantar yang sudah janda ini melakukan beberapa pekerjaan setiap harinya. Sudah tiga tahun dia berjuang sendiri sejak suaminya meninggal tahun 2016 karena penyakit jantung. 

Ia bekerja sebagai pembersih selokan. Sudah setahun belakangan pekerjaan itu dia lakoni. "Suka dukanya kalau pas bersihin parit (selokan), kan, bau itu. Walaupun pakai masker tetap tercium. Ya sementara bau itu hilang karena ingat semua yang kulakukan ini untuk anak-anakku. Bayangkan aja kita korek parit sampai ke dasar karena banyaknya sampah," katanya.

"Setahun ini bersihkan parit. Tahun depan sapu jalan. Roker (bergantian) dengan anggota (petugas kebersihan) yang lain," tambahnya.

Baca juga: Warga Siantar Gandrungi Barang Bekas Tapi Berkelas

Dikatakannya, meskipun saat ini dia hanya sendiri yang menghidupi keluarganya, tak pernah sekalipun dia berpikir untuk menjadi pengemis di jalanan. Menurutnya, lebih baik mencari barang bekas untuk dijual daripada menjadi pengemis.

"Aku gak pernah berpikiran seperti itu. Apalagi aku masih punya tenaga untuk bekerja. Lebih baik aku marbotot (cari barang-barang bekas) untuk dijual. Karena kalau minta-minta, kan, hina sekali. Jadi mending aku marbotot, halal," ujarnya.

Selain itu, dia juga memanfaatkan pakaian bekas potongan dari tukang jahit yang ada di Pajak (Pasar) Horas Kota Siantar, untuk dibuatnya menjadi keset kaki. Lagi-lagi itu digunakannya untuk menambah penghasilan.

"Jual di kampung ajalah, untuk tetangga-tetangga. Siapa tahu ada yang mau beli ya dikasih. Lumayan untuk nambah penghasilan," katanya senyum.

Selesai membersihkan selokan, dia pun kemudian pulang ke rumahnya mengemas barang-barang dagangannya seperti peci yang dijual mulai dari harga Rp 15 ribu hingga Rp 60 ribu, menggunakan betor (becak motor).

Baca juga: Ada Dugaan Suap Pelantikan Kepsek di Siantar

Memiliki modal yang cukup besar dengan pesanan dari Kota Bogor, membuatnya tidak takut jika nantinya barang dagangannya tidak laku. Pasalnya, selama tiga hari berjualan di depan ruko yang ada di Jalan Sutomo, Kota Siantar, baru hari ini, Senin (3 Juni 2019),  ada pembeli.

Siapa sangka, modal yang dia keluarkan untuk mengorder peci itu mencapai puluhan juta. Pemesanan itu dilakukan berdua dengan adiknya yang juga mengeluarkan dana yang sama berikut ongkos kirim ke Kota Siantar.

"Modal kami berdua sama adik Rp 21 juta sekian lah. Itu sudah sama ongkirnya,' ucapnya.

Di samping itu, salah satu kendala yang dia alami beberapa hari berjualan hanyalah hujan. Yang bisa merusak dan membuat peci yang dijualnya menjadi basah.

Fauziah HarahapFauziah Harahap sedang menawarkan peci kepada pembeli. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

"Kalau hujan gak bisa jualan. Terus pulanglah. Kek semalam masih jam setengah tiga sudah pulang karena hujan. Padahal jam-jam segitunya ramai-ramainya orang belanja, kan?" katanya.

Memperjuangkan anak-anaknya untuk tetap mengikuti program pembelajaran di sekolah sepertinya patut diacungi jempol. Selain itu, mereka juga mendapat bantuan dari pemerintah yang turut membantu kehidupan sehari-hari juga sekolah anaknya.

Baca juga: Jelang Lebaran, Harga Bahan Pokok di Siantar Naik

"Ada lima anak, yang paling besar semester 3 di Universitas Islam Indonesia Medan, dua SMA dan dua SD. Banyak juganya rejeki anak-anak ini. Kadang ada aja bantuan untuk anak-anak ini. Anak-anak ini karena sekolah agama jadi gratis uang sekolah untuk anak yatim. Dapat bantuan dari pemerintah, seperti, Kartu Indonesia Pintar, BPJS dan PKH," ungkapnya.

Mendapatkan untung yang lumayan dari hasil jual peci juga sangat disyukurinya. Dikatakannya, meskipun untung yang didapat tidak begitu banyak, yang penting dia bisa membahagiakan anak-anaknya di bulan puasa dan Lebaran nanti.

"Kek ginilah, anak-anak mau ajak buka bersama dimana ya bisalah. Karena sudah dapat dari penjualan peci walaupun cukup cukup buat kami aja. Ayo bukber ke sini kita mak, bisa," ucapnya senang. []

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.