Deklarasi Gerakan Diam-diam Mendukung Orang Baik

Masyarakat saat ini takut berbicara soal pilpres, karena akan ada ucapan kebencian jika mendukung capres A atau capres B.
Gerakan Diam-diam saat deklarasi di Kopi Politik, Jumat (11/1). (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 11/1/2019) - Tidak bisa dipungkiri lagi, terjadi perpecahan di tengah masyarakat. Karena beda pilihan pasangan capres, membuat sebagian masyarakat enggan ikut dalam eforia pilpres 2019. Mereka memilih diam, tidak muncul baik dikehidupan lingkungan maupun di sosial media.

Namun, diam bukan berarti apatis atau golput. Ada pilihan untuk pasangan capres yang sudah memiliki rekam jejak dan kinerja yang sudah terbukti. 

"Hari ini kita diam-diam mendeklarasikan Gerakan Diam-diam mendukung orang baik di Pilpres 2019," kata Juru Bicara Gerakan Diam-diam, Muchtar Sigit kepada Tagar News saat deklarasi di Kopi Politik, Jumat (11/1).

Muchtar mengatakan, realita masyarakat saat ini kebanyakan takut jika berbicara soal pilpres, karena adanya ucapan kebencian jika mendukung capres A atau capres B. 

"Ada masyarakat yang datang ikut kajian agama, mereka ditakut-takuti jika memilih capres tertentu dicap kafir. Banyak pertemanan, persahabatan antar alumni sekolah terpecah karena saling mencaci hanya karena beda pilihan. Akhirnya mereka diam karena takut, inilah realita di lapangan," jelasnya.

Fenomena inilah yang membuat Sigit bersama dengan masyarakat lainnya keluar memberikan suara, bahwa masyarakat yang diam-diam banyak. Mereka sepakat akan diam-diam memberikan suaranya untuk capres yang sudah terbukti kerjanya.

"Diam-diam kami muncul dan diam-diam suara kami berikan untuk orang baik yang sudah jelas baik kerjanya dan terlihat hasilnya. Pasangannya yang sudah jelas pemahaman Islamnya luar dalam. Diam-diam kita tahu dan jelas memberikan suara kami untuk orang yang sudah jelas kerjanya untuk memajukan kebaikan bangsa dan negara," ujarnya.

Dijelaskan terkait dengan pemakaian topeng dalam acara deklarasi, Muchtar mengatakan, ini adalah bentuk melindungi orang-orang yang mendukung capres tapi tidak dibully oleh teman, keluarga, rekan kerja ataupun tetangganya. 

"Topeng ini adalah simbol bahwa mungkin kami tidak terlihat tapi kami ada diantara kita-kita, diam-diam memilih orang baik di bilik suara. Kami ada untuk orang baik demi membangun bangsa yang kami cintai," pungkasnya. []

Berita terkait
0
Lanskap Politik AS Menjelang Pemilu Sela November 2022
Dalam tradisi politik di AS biasanya partai yang berkuasa, Partai Demokrat, akan mengalami kekalahan dalam pemilihan mid-term atau sela